Sistem kapitalisme di Indonesia adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri, dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar.
Kapitalisme di Indonesia telah berkembang sejak masa kolonial, dan terus berkembang hingga saat ini, meskipun pemerintah Indonesia juga telah berusaha untuk mengendalikan eksploitasi sumber daya dan memastikan keseimbangan kepentingan publik dan swasta.
Sejarah mencatat bahwa setiap transisi kekuasaan, kesetiaan dan loyalitas TNI selalu ditunjukkan kepada kepentingan nasionalisme, yaitu rakyat dan konstitusi.
Baca Juga : Ketua Umum Projo Budi Arie Merapat ke Gerindra
Dan bukan untuk kepentingan kelompok politik atau kaum kapitalis. Karena dsinilah integritas serta kehormatan sejati seorang prajurit dan perwira TNI diukur.
Sikap itu sejatinya telah menjadi jiwa dari doktrin dasar TNI sejak masa revolusi kemerdekaan, sampai sekarang. Dalam sejarahnya, TNI dibentuk bukan semata sebagai alat negara, tetapi sebagai kekuatan rakyat bersenjata yang berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Salah satu nilai dasar yang menjadi semboyan kehormatan TNI adalah “Setia sampai akhir hayat kepada Negara, Pimpinan yang sah, dan Rakyat”.
Baca Juga : Semangat Sumpah Pemuda di Era Validasi
Motto ini lahir dari nilai historis bahwa tentara bukan alat kekuasaan, melainkan alat negara yang lahir dari rahim rakyat, dan karena itu kesetiaannya harus tetap berpijak pada konstitusi serta aspirasi rakyat.
Kesetiaan TNI kepada pemimpin bukan berarti membabi buta, melainkan kesetiaan yang cerdas berlandaskan hukum, etika, dan komitmen pada demokrasi. Sebab sejarah telah menunjukkan, ketika tentara tunduk pada ambisi kekuasaan, maka yang lahir bukan stabilitas, melainkan ancaman dan roneongan bagi kedaulatan negara dan rakyat.
Kini, di tengah kondisi politik nasional yang kurang stabil, saatnya TNI kembali ke-barak mempertegas jati dirinya sebagai tentara rakyat yang berani, setia pada Pancasila dan UUD 1945.
Baca Juga : Mutasi Bukan Sekadar Pindah Jabatan: Refleksi Akademik atas Dinamika Pemerintahan yang Sehat di Takalar
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
