HARIAN.NEWS,GOWA – Tarikan pesona panggung politik nampaknya besar termasuk di Gowa. Atas nama bagian dari pembuktian darma bagi kemajuan daerah, mereka memilih untuk bergabung dengan salah satu Paslon Bupati dan Wakil Bupati di ajang Pilkada.
Jejak rekam sang kandidat, koneksi kekerabatan dan tipikal dari yang didukung menjadi sebab beragam kalangan dari latar belakang aktivitas dan keilmuan berjejer rapi di belakang barisan shaf kedua calon, akibatnya polarisasi kian menajam.
Dari pantauan Hariannews,com polarisasi atau beda kubu nyaris mewarnai semua sisi di Gowa. Mulai dari para kelompok tani, pelaku jenis usaha dari kelas UMKM sampai kepada kalangan pengusaha. Perebutan tokoh besar juga terjadi, akibatnya beberapa rumpun besar di Gowa juga mulai terbelah.
Baca Juga : Gelombang Dukungan Tokoh Parangloe dan Tinggimoncong: Hati Damai Makin Kuat!
Tak terkecuali di pergerakan pemuda mulai aktivis Kampus, Aktivis LSM, Organisasi Pemuda sampai Organisasi massa juga dipaksa oleh keadaan untuk berpihak, termasuk kalangan praktisi hukum dan beberapa aktivis media.
Merespons fakta ini, Pemerhati Media Sulsel Baharuddin, yang juga merupakan mantan Wartawan Fajar dan Koran Sindo mengingatkan penggerak media tetap kokoh untuk menjaga objektivitas dan memberikan informasi berimbang ke publik.
“Ketika aktivis media terjebak dalam dukungan terhadap paslon tertentu, mereka berpotensi mengaburkan fakta dan mempengaruhi opini publik secara tidak adil. Hal ini dapat mengakibatkan ppengurangan kepercayaan masyarakat terhadap media dan berkontribusi pada terciptanyaa narasi yang tidak seimbang,” ujar Alumni Magister Ilmu Komunikasi di Unifa Makassar, Sabtu siang tadi (28/9/2024).
Baca Juga : Istri Wabup Gowa Turun Gunung, Dukung Penuh Pasangan Hati Damai di Pilkada 2024
Daeng Ngaung sapaannya berharap,” Penting bagi semua pihak untuk mengedepankan etika jurnalistik dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip objektivitas demi kepentingan demokrasi yang sehat,” harapnya.
Baharuddin menambahkan beberapa poin penting tentang keterlibatan aktivis media terhadap calon di Pilkada Gowa, objektivitas media, memahami dampak Polarisasi, menjunjung etika Jurnalistik, mengutamakan kepentingan publik, selalu menyajikan narasi seimbang dan memahami perannya yang begitu besar, kalau enam poin ini difahami oleh rekan aktivis media maka sejauh apapun polarisasi di tengah nasyarakat bisa di tengahi,” kuncinya.
Baginya, pilihan personal seyogyanya tidak mempengaruhi aktivis Profesi yang digelutinya,” pungkasnya.
Baca Juga : Sambangi Desa Sengka, Ribuan Warga Antusias Sambut Paslon Hati Damai
Baca berita lainnya Harian.news di Google News