Logo Harian.news

Sistem Ekonomi Islam: Alternatif Nyata

Polemik Raja Ampat, Perlu Perbaikan Sistemik

Editor : Andi Awal Tjoheng Sabtu, 14 Juni 2025 09:45
Kapitalisme Tambang Vs Solusi Ekonomi Islam
Kapitalisme Tambang Vs Solusi Ekonomi Islam

Dari fakta yang terjadi dapat disimpulkan bahwa akar masalah krisis pengelolaan SDA di negeri ini adalah adanya pemikiran ekonomi kapitalisme, yakni hanya mengejar pertumbuhan ekonomi disektor swasta dan mengabaikan sektor lainya seperti pemenuhan kebutuhan dan kepentingan rakyat.

Sistem ekonomi kapitalisme tegak di atas asas kebebasan, termasuk di dalamnya adalah kebebasan kepemilikan. Dalam sistem ekonomi kapitalis sistem kepemilikan berdasarkan pada asas manfaat.

Kapitalis memandang kepemilikan pribadi di atas hak-hak lain, yang mengakibatkan pemiliknya mempunyai kekuasaan absolut atas kepemilikannya, untuk kepentingan sendiri.

Baca Juga : Semangat Sumpah Pemuda di Era Validasi

Buktinya, negeri ini yang menjalankan sistem ekonomi kapitalisme, sehingga kepemilikan umum dan kepemilikan negara akan menjadi kepemilikan pribadi tergantung siapa yang memiliki modal untuk mengelolanya. Hal ini yang tidak dipahami oleh masyarakat secara umum.

Berbeda dengan Sistem Ekonomi Islam, sistem ekonomi Islam memandang kepemilikan pribadi sebagai hak individu yang diperoleh dari usaha individu.

Kepemilikan pribadi harus mempedulikan kepentingan masyarakat. Selain kepemilikan pribadi Islam juga mengakui kepemilikan umum dan negara.

Baca Juga : Mutasi Bukan Sekadar Pindah Jabatan: Refleksi Akademik atas Dinamika Pemerintahan yang Sehat di Takalar

Kepemilikan umum meliputi mineral padat, cair dan gas yang asalnya dari dalam perut bumi. benda benda tersebut dimasukkan ke dalam golongan milik umum karena memiliki kebermanfaatan besar bagi masyarakat dan menyangkut hajat hidup masyarakat itu sendiri sehingga dimasukkan kedalam golongan harta milik umum dan dikelola oleh negara.

Sedangkan, harta milik negara yaitu segala bentuk penarikan yang dilakukan oleh negara secara syari kepada masyarakatnya seperti pajak, hasil pengelolahan pertanian, perdagangan dan industri yang masuk ke dalam kas negara.

Harta milik negara ini kemudian dibelanjakan untuk kepentingan warganya.

Baca Juga : Menanggapi Orang Bodoh: Antara Imam Syafi’i & Stoikisme

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Halaman
Penulis : IFAH RASYIDAH (Pegiat Literasi Islam/ Tim Pena Ideologis Kab. Maros)

Follow Social Media Kami

KomentarAnda