HARIAN.NEWS, JENEPONTO – Kontestasi Pemilihan Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto masih dalam tahap persaingan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia.
Dua figur yang tengah bersaing adalah Risnandar Mahiwa dan Jayadi Nas. Namun, dari kedua figur tersebut, Risnandar Mahiwa menjadi sorotan utama yang diisukan akan menjabat sebagai Pj Bupati Jeneponto, terutama setelah terlihat bersama Mendagri Tito Karnavian dalam acara penyerahan DIPA 2024.
Beredarnya foto tersebut memicu perdebatan di tengah masyarakat Butta Turatea, Jeneponto. Terdapat kelompok yang menolak dengan keras dan sejumlah yang setuju.
Baca Juga : May Day 2025, Disnakertrans Sulsel Umumkan Pembentukan Desk Ketenagakerjaan
Salah satu tokoh yang menolak keberadaan Risnandar sebagai Pj Bupati adalah Akademisi Universitas Pancasakti, Hardianto Haris.
Alasannya mencakup kedudukan Risnandar Mahiwa sebagai orang luar yang bukan asli pribumi Jeneponto.
“Saya adalah putra Jeneponto, ingin menyikapi dan mewakili masyarakat Jeneponto menolak Pj Bupati yang bukan asli Jeneponto,” tegas Hardianto Hari, Jumat, 8 Desember 2023.
Baca Juga : THR ASN Jeneponto Cair Senin! Siap-Siap Cek Rekening
Selain alasan tersebut, Hardianto juga mencantumkan beberapa faktor yang mendukung penolakan tersebut.
Menurutnya, masyarakat Jeneponto membutuhkan pemimpin yang memahami kondisi wilayah dan geopolitik dengan baik, sehingga seorang Pj Bupati sebaiknya berasal dari masyarakat setempat.
Sejumlah figur lainnya yang turut mencuat dalam pemilihan Pj Bupati Jeneponto adalah Kepala Biro Administrasi Keprajaan dan Alumni IPDN, Drs. Baharuddin Pabba, Staf Ahli Bidang Kesra Pemprov Sulsel, Dr. Jayadi Nas, dan Sekda Jeneponto, Muhammad Arifin Nur. ***
Baca Juga : Musrenbang Tematik Jeneponto: Wujudkan Pembangunan yang Ramah Anak, Perempuan, dan Disabilitas
Baca berita lainnya Harian.news di Google News