ARIAN.NEWS, JATIM – Jelang tahun politik, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menegaskan masjid bukan tempat unuk berkampaye, dan tidak boleh dijadikan panggung politik.
“Saya tekankan DMI tidak boleh berkampanye dan masjid tidak boleh dipakai berkampanye, tapi ketika saya ditanya secara pribadi, ya, sederhana saja, pilih yang lebih mencintai masjid,” kata Jusuf Kalla sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, dikutip dari republika, Rabu (15/11/2023).
Hal ini dipertegas JK saat menyampaikan sambutannya pada acara Malam Penganugerahan DMI Award Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jawa Timur, Selasa (14/11) malam.
Baca Juga : PMI Bakal Operasi Bersama BSM 3 Negara: Siapkan Gudang Logistik Besar di Perbatasan Gaza
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla juga menceritakan fenomena unik menjelang pemilihan umum (pemilu), khususnya di Jawa Timur, bahwa para calon biasanya rajin ke provinsi tersebut untuk sowan kepada para kiai.
“Makanya ada guyon kalau sudah ramai-ramai datangi para kiai, itu berarti sudah dekat pemilu, ya,” ujar Jusuf Kalla disambut gelak tawa undangan yang hadir.
Selain itu, Jusuf Kalla pun menyoroti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah karena didatangi semua para calon presiden dan ditawari untuk menjadi calon wakil presiden.
Baca Juga : Siapa Calon Pemimpin Pilihan JK: Sederhana Saja…
Meski demikian, Khofifah tidak tergoda dengan tawaran tersebut. Menurut Jusuf Kalla, sikap Khofifah itu menunjukkan kecintaannya kepada provinsi yang ia pimpin. “Ada satu orang yang didatangi semua untuk diajak berpasangan tapi tidak mau. Itu adalah Ibu Khofifah. Itu artinya ia lebih mencintai Jawa Timur,” imbuh Jusuf Kalla.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat nomor urut satu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut dua, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut tiga.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News