HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Sekretaris Jurusan Manajemen Haji dan Umrah (MHU) Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ilham Hamid, memimpin diskusi krusial terkait penyusunan Panduan Integrasi Keilmuan Islam, Sains, dan Teknologi Berbasis Moderasi Beragama.
Diskusi ini menjadi bagian penting dari Workshop Nasional: Panduan Integrasi Keilmuan Islam, Sains, dan Teknologi Berbasis Moderasi Beragama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang digelar oleh Pusat Kajian Islam, Sains, dan Teknologi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar.
Dr Ilham Hamid, didampingi Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi (IKOM), Muh. Sahid, mengoordinasi tim untuk merumuskan konsep integrasi keilmuan yang menggabungkan aspek Islam, sains, dan teknologi dalam kerangka moderasi beragama.
Baca Juga : Lolos Beasiswa S3 Luar Negeri, Dosen UIN Makassar Target Profesor Muda
Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap fakultas dalam mengembangkan kurikulum yang harmonis antara nilai-nilai Islam dan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Sekitar 60 peserta dari berbagai fakultas UIN Alauddin Makassar turut serta dalam kegiatan ini, yang berlangsung pada 6-7 November 2024. Mereka dibagi dalam delapan komisi berdasarkan fakultas masing-masing, dengan tugas membahas pendekatan sesuai bidang keilmuan mereka.
Setiap komisi bertujuan menghasilkan panduan yang sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan fondasi moderasi beragama.
Wokshop ini dimulai dengan sesi dari dua narasumber, yakni Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dari Kementerian Agama Republik Indonesia, serta Prof. H. Zulfahmi Alwi, Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
Keduanya menekankan pentingnya integrasi keilmuan yang tidak hanya mengutamakan kompetensi akademik, tetapi juga penguatan nilai-nilai Islam moderat dalam menghadapi tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.
Prof. Ahmad Zainul Hamdi menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah pendekatan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
“Kita perlu mempertemukan nilai-nilai agama dengan sains dan teknologi agar lulusan perguruan tinggi mampu beradaptasi dan berkontribusi positif di masyarakat global,” ujarnya.
Senada dengan itu, Prof. H. Zulfahmi Alwi mengungkapkan pentingnya penguatan moderasi beragama dalam pendidikan tinggi untuk mendukung pemahaman agama yang kontekstual dan ilmiah.
Pada tahap diskusi, masing-masing komisi bekerja keras merumuskan poin-poin strategis sesuai bidangnya. Hasil diskusi ini nantinya akan disusun sebagai panduan resmi bagi seluruh fakultas UIN Alauddin Makassar dalam mengimplementasikan pendekatan keilmuan berbasis nilai agama, sains, dan teknologi secara sinergis, moderat, dan inovatif.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan integrasi keilmuan Islam, sains, dan teknologi berbasis moderasi beragama dapat menjadi pedoman terstruktur bagi civitas akademika dalam pengembangan ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan era globalisasi.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News