HARIAN.NEWS, JAKARTA – Calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia atau KIM, Prabowo Subianto memberi kata pengantar pada buku Manifesto Kesejahteraan, Platform Ekonomi Politik Menuju Indonesia Superpower Baru karya Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah.
“Saya kira buku ‘Manifesto Kesejahteraan’ yang dirilis saudara Fahri Hamzah ini memiliki nafas yang sama dengan apa yang telah menjadi keyakinan saya sejak dulu,” ujar Prabowo.
Ia mengatakan bahwa permasalahan mendasar bangsa Indonesia, sebagaimana sering dia kemukakan dalam berbagai diskusi dan perjalanan politiknya selama ini, adalah ketimpangan ekonomi yang mengancam pada konflik sosial dan disintegrasi bangsa.
Baca Juga : P2G Beri Catatan Kritis pada Visi Misi Capres: Belum ada yang Beri Solusi
Ia menyebut, Indonesia yang kaya sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia seharusnya tidak hidup dalam ketimpangan dan kemiskinan.
“Namun, kondisi tersebut tampaknya mash menjadi pemandangan umum di sekitar kita. Saya menyebut kondisi tersebut sebagai ‘Paradoks Indonesia’,” kata Prabowo.
Ditakakan Prabowo bahwa setiap anak bangsa, khususnya generasi muda dan penerus, seharusnya memiliki kesadaran tentang akar permasalahan ini dan secara bersama-sama memiliki pandangan ke depan untuk menyelesaikannya.
Baca Juga : Di Unisma Malang, Prabowo Sebut Dirinya Gusdurian
“Karena mustahil, cita-cita Indonesia menjadi negara besar dan kuat akan terwajud, jika permasalahan mendasar ini belum terselesaikan,” katanya.
Menurut Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut, kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bangsa di masa depan adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya milik golongan atau kelompok tertentu saja. Indonesia hanya akan bisa bangkit dan kuar ilka dibangun atas dasar keadilan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
Dengan pendekatan ekonomi politik yang multidimensi, masih menurut Prabowo, buku ini (Trilogi Kesejahteraan) memberikan banyak uraian teoritis dan historis terhadap akar-akar ketimpangan ekonomi. Tidak berhenti sampai disitu, buku ini juga menawarkan gagasan-gagasan dan langkah-langkah taktis (Manifesto) menuju Indonesia yang lebih sejahtera di masa datang.
Baca Juga : Sosok Gibran Dinilai Jawaban Perubahan Zaman, Pengamat: Penyakit Kita adalah Korupsi
“Memang betul sekali bahwa permasalahan bangsa tidak bisa hanya diselesaikan dengan satu pendekatan atau gagasan saja. Karena masalah ekonomi tidak lepas dari masalah politik dan hukum. Dan sebaliknya, masalah politik dan hukum tidak bisa dilepaskan dari permasalahan ekonomi. Seperti uraian dalam buku ini, demokratisasi politik dan reformasi hukum menjadi agenda yang harus dintegrasikan dalam agenda pembangunan kesejahteraan secara keseluruhan,” katanya.
Terakhir, Prabowo berharap dengan buku yang ditulis Fahri Hamzah sejak menjabat Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kormesra), Dari 2014-2019 ini, ia berharap semakin banyak lagi anak-anak bangsa yang semakin sadar dengan kondisi bangsa dan bangkit bersama untuk membangun Indonesia masa depan yang lebih kuat dan sejahtera.
“Bung Fahri Hamzah saya kenal sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sebuah fakultas yang didirikan oleh ekonom Prof. DR. Soemitro Djojohadikoesumo yang adalah ayah saya sendiri. Terima kasih Bung Fahri Hamzah telah menuangkan gagasan-gagasan ini dalam bentuk buku. Dan kepada anak bangsa, saya mengucapkan selamat membaca,’ tutup Prabowo Subianto.
Baca Juga : Prabowo Diprotes Buruh Pasca Minta Pekerja tak Banyak Tuntut Pengusaha
Baca berita lainnya Harian.news di Google News