1. Niat puasa enam hari secara berurutan (dilafalkan malam hari):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى
(Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sittatin min Syawwal lillahi ta’ala). Artinya: “Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”
Baca Juga : Puasa Sunah Syawal bagi Istri: Harus Izin Suami, Kenapa?
2. Niat puasa tidak berurutan (dilafalkan malam hari):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى
(Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwal lillaahi ta‘ala). Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Baca Juga : Puasa Syawal atau Qadha, Mana yang Baiknya Didahulukan?
3. Niat puasa di siang hari (jika belum makan/minum sejak subuh):
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى
(Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatis Syawwaal lillaahi ta‘ala). Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Baca Juga : Keutamaan Berbagi THR: Momen Berkah di Hari Raya Idul Fitri
“Sebagai catatan, kewajiban niat sejak malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib, seperti puasa Ramadan dan puasa qadha. Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari asalkan belum makan atau minum sejak terbit fajar,” tutup ustaz Andy Satria.
Puasa Syawal merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan setelah bulan Ramadan. Selain menambah pahala, puasa ini juga menjadi bentuk penyempurnaan ibadah setelah Ramadan.
Dengan fleksibilitas waktu pelaksanaan, umat Islam dapat menyesuaikan puasa ini dengan kondisi masing-masing, baik secara berurutan maupun terpisah, selama masih dalam bulan Syawal. ***
Baca Juga : Lebih Dari Lapar, Ramadan Itu Latihan Kendali Diri
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
