“Enabler Parents”, bapak ibu yang membiarkan anak-anaknya masuk ke- dalam dunia digital karena sibuk atau tidak mengerti.
Ini membuat anak seru sendiri, hebat sendiri dan asik sendiri. Akhirnya tidak siap mengikuti dunia baru karena kurang bimbingan.
Lawannya “Digital Limiters”, membatasi anak anak tidak boleh menyentuh dunia digital, benar-benar dibatasi sejak dini.
Baca Juga : BPJS dan Jerit Senyap yang Luput
Anak-anak ini tidak diperkenankan atau dilimitasi masuk ke dunia digital yang meresahkan, tempat dimana semua bisa diakses, kejahatan, pornografi, dsb.
Efek secara tidak langsung membuat anak tidak bisa bergabung dalam dunia kerja saat dewasa, tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga dipangkas, diganti dengan yang relate dengan pekerjaan.
Yang disarankan dalam pendidikan ruang digital anak, “ Mentor Parents ”, orang tua yang tidak membatasi dan juga tidak membiarkan.
Baca Juga : Pendengung dan Pemengaruh
Anak didampingi dan dimentori, agar motorik halus dan motorik kasar terbangun. Keseimbangannya, perhatiannya dan fokusnya seimbang pada sesuatu yang terlihat sehingga tidak mudah begerak, berganti dengan cepat. Dilatih mengenal dunia digital.
Tidak salah anak di Tiongkok dari kecil diajari menjahit, memasak, bergerak kesana kemari di alam semata-mata untuk melatih motoriknya berkembang, digitalnya berkembang.
Jadi, buah hati kita akan menjadi lebih tahu mana yang boleh dan mana yang dijaga.
Kalau dalam digital parenting anda masuk yang mentoring maka anda adalah orang tua pewaris kebaikan, yang menemukan masa depan dan efektif dalam dunia baru itu.
Baca Juga : Dampak AI bagi Kaum Minoritas
Mampu memilih mampu memilah mana yang baik dan yang tidak. Ibarat memisahkan pakaian kotor dan bersih.***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
