Logo Harian.news

Khas Dikenakan Paslon Capres saat ke Kota Daeng, ini Makna Passapo dan Patandro

Editor : Rasdianah Selasa, 06 Februari 2024 08:46
3 capres menggunakan Passapu/Patondro. Foto: dok HN
3 capres menggunakan Passapu/Patondro. Foto: dok HN

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Beberapa waktu lalu terlihat Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, Anies Rasyid Baswedan dan Prabowo Subianto mengenakan Patondro dan Passapu Makassar, topi merah yang khas dikenakan Raja Gowa ke-16 Sultan Hasanuddin. Moment tersebut terlihat pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Kamis (13/7/2023).

Terbaru pada kampanye capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo kembali memakai ikat kepala Passapu atau Patondro pada kampanye Hajatan Rakyat di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (30/1/2024) lalu.

Budayawan Makassar Hasyan Hasyim, menjelaskan Patondro dan Passapu memiliki persamaan sebagai ikat kepala, namun juga memiliki perbedaan pada motifnya.

Baca Juga : Nama Anies dan Amran Mencuat, PPP Terbuka Sosok Eksternal Jadi Ketum

“Passapu itu lebih ke batik, sedangkan Patondro penutup kepala yang tegak luruh keatas berwarna merah dengan list kuning gold,” jelas Hasyan sapaan akrabnya saat dihubungi via whatsapp, belum lama ini.

Passapu yang sering dipakai oleh warga Sulsel ternyata ada pengaruh besar oleh budaya Sumatra dalam penggunaan destar tradisional tersebut.

“Jadi dulu ada petarung kota Daeng yang diutus untuk menolong orang Jawa saat bertarung dengan penjajah, pas balik mereka bawa jadi hadiah,” bebernya.

Baca Juga : Prabowo Dapat Medali Kehormatan Tertinggi dari Presiden Prancis

Sedangkan Patondro merupakan pengikat kepala keluarga bangsawan, ataupun pemimpin. Patondro Makassar pun tak cuma dibedakan menurut status sosial, ada pula makna dari ujung kain yang melilit.

Penutup kepala itu juga bertindak sebagai gestur kesepakatan, utamanya dalam proses jual beli. Jika sepakat, ujung kain bagian tengah akan dijatuhkan ke arah kanan. Tidak sepakat diperlihatkan dengan menjatuhkan ujung kain ke kiri.

Kalau ke belakang, berarti ia meminta waktu untuk berpikir. Kini, baik Passapu dan Patondro lebih banyak dikenakan dalam upacara adat sebagai pelengkap busana tradisional pria.

Baca Juga : Besok, Macron akan Teken Perjanjian Persahabatan Bersama Prabowo di Borobudur

“Sekarang menjadi simbol penghormatan untuk budaya lokal jika dikenakan oleh para tamu dari luar Sulawesi Selatan, termaksud para caleg itu,” ujarnya.

Hasyan menyebut dalam hal ini, tidak mempersoalkan sebab semakin banyak memakainya maka lebih banyak yang tahu budaya Sulsel.

“Tidak, sebenarnya tidak masalah karena dengan begitu banyak orang yang tahu budaya,” ujarnya.

Baca Juga : Bahas Palestina dengan Macron, Prabowo Tegaskan Two State Solution sebagai Penyelesaian

Selain itu, bisa menjadi simbol perjuangan para Caleg dan penghargaan Sulsel kepada pemimpin yang mereka anggap mampu mengayomi dan melindungi.

“Inikan bisa jadi simbol perjuangan mereka kan, apalagi arti dari warna merah Patondro itu adalah keberanian, Kuning gold kemakmuran,” tandasnya.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Penulis : NURSINTA

Follow Social Media Kami

KomentarAnda