Oleh: M Ridha Rasyid
HARIAN.NEWS – Perjalanan perjuangan anak bangsa yang begitu panjang, bahkan konon kita di jajah oleh Belanda dalam kurun waktu tiga setengah abad, yang masih debatable — apa betul selama itu.
Kecuali kalau kita hitung sejak masuknya VOC ke nusantara bisa jadi memang benar. Tetapi para sejarawan mengatakan bahwa VOC, serikat dagang swasta yang dikomandoi Belanda, bukanlah penjajah yang sesungguhnya, namun dalam kerangka menguasai negara negara yang punya hasil bumi melimpah seperti Indonesia. Sudahlah. Bukan soal berapa lama kita dijajah.
Substansi penting yang perlu digaris bawahi bahwa bangsa Indonesia punya kesabaran tinggi dan perlawanan yang gigih menghadapi agresi dan invasi negara negara Eropa lalu Jepang.
Jepang juga kurang lebih tiga setengah tahun menguasai bumi nusantara Indonesia (dulu Hindia Belanda) lalu menyerah kepada sekutu, hingga akhirnya tokoh tokoh bangsa berupaya mencari jalan untuk memproklamirkan kemerdekaan, di tengah tengah klaim Belanda yang masih menganggap Indonesia adalah bagian dari negara jajahannya.
Namun, dengan semangat patriotisme dan pantang menyerah seluruh anak bangsa ketika itu, mengerahkan segala daya upaya untuk melawan segala bentuk hegemoni oleh penjajah Belanda serta sekutu yang belakangan ikut membantu Belanda. Dengan pelbagai diplomasi yang dilakukan oleh tokoh tokoh bangsa akhirnya kita benar benar menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Didahului dengan pembacaan Proklamasi oleh Soekarno di dampingi Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi merupakan pernyataan sikap yang menandaskan serta menegaskan tentang ikrar dan sumpah seluruh anak bangsa membebaskan diri dari penindasan bangsa lain.
Sungguh heroik dan luar biasa pengumandangan kemerdekaan saat itu. Disambut gembira oleh seluruh wilayah seantero bumi pertiwi Indonesia.
Yang terlupakan
Kita hanya mengenal dan diberitahukan lewat berbagai buku untuk tingkat nasional tentang sejarah bangsa disertai tokoh tokoh pejuang yang telah dengan penuh keikhlasan dan kejujuran yang melingkupinya berperang melawan segala bentuk invasi dan agresi.
Mungkin saja tokoh tokoh telah menjadi teladan bagi generasi sesudahnya untuk memiliki patriotisme yang sama. Tetapi ada dua hal yang terlupakan, pada hemat saya, ketika kita ingin menjelaskan latar belakang tercapainya Kemerdekaan itu.
Pertama, bahwa Kemerdekaan tersebut merupakan ketetapan sang pemilik bumi dan langit bahwa Indonesia pasti akan merdeka, pasti akan terbebas dari penjajahan ini diakui seluruh anak bangsa. Kemudian di tuangkan dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, sebagai ruh hadirnya Indonesia sebagai negara berdaulat dengan kata kata “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa”. Menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat sadar bahwa kemerdekaan tidak akan pernah didapatkan tanpa pertolongan Allaah.
Dengan pertolongan dan petunjuk Allaah jua, hingga semangat untuk merdeka itu terpatri pada semua warga bangsa. Tanpa kecuali. Kedua, bahwa perjuangan melawan penjajah itu terjadi di daerah. Di daerah mulai dari kota kota besar dan kecil hingga pelosok kampung, setiap orang hadir untuk membela tanah tumpah darahnya.
Mereka sangat gigih untuk mempertahankan diri dan wilayahnya. Dengan kekuatan yang sangat terbatas, tidak membuat mereka loyo atau menyerah sebelum melawan dengan penuh antusias. Hampir setiap daerah punya tokoh yang menjadi pemersatu dan idola serta sebagai pioneer perjuangan melawan penjajah.
Tidak ada satupun wilayah di bumi pertiwi nusantara tanpa hadirnya tokoh panutan yang menjadi simbol perjuangan. Indonesia sangat paham akan makna perjuangan menuju kemerdekaan
Perspektif Milenial Memaknai Kemerdekaan
Ada beberapa aspek yang perlu menjadi konsentrasi kaum milenial dalam memaknai kemerdekaan;
Pertama, kebebasan Individu. Kemerdekaan dianggap sebagai kebebasan untuk mengekspresikan diri dan mengejar impian tanpa batasan yang tidak perlu.
Ini termasuk kebebasan berbicara, berpikir, dan memilih. Dalam batasan ini menunjukkan bahwa kebebasan berkreasi, berfikir dan menciptakan inovasi hingga penemuan menjadi bagian penting dari Kemerdekaan membangun relasi keilmuan individu yang terjabarkan pada pelbagai disiplin ilmu.
Kedua, kesetaraan dan keadilan, milenial umumnya lebih fokus pada isu-isu kesetaraan dalam macam bidang termasuk gender dan keadilan sosial.
Kemerdekaan berarti semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, tanpa diskriminasi. Ini menjadi pintu masuk kebebasan berfikir untuk kemajuan suatu bangsa. Bahwa pendidikan merupakan kunci dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan tersebut.
Ketiga, kemandirian ekonomi.
Kemerdekaan juga berarti kemampuan untuk mandiri secara finansial. Ini termasuk akses ke pekerjaan yang adil, pendidikan, dan peluang untuk berkembang. Kemandirian yang kemudian oleh Soekarno disebut berdikari, merupakan komitmen yang menggambarkan bahwa dengan kemampuan ekonomi, maka kesejahteraan dan kemakmuran itu dapat dicapai dan diwujudkan, keempat, koneksi global (networking).
Kecenderung memiliki pandangan global. Mereka melihat kemerdekaan tidak hanya dalam konteks lokal atau nasional, tetapi juga dalam konteks global, termasuk masalah seperti perubahan iklim dan hubungan internasional. Banyak aspek yang menjadi perhatian dalam membangun tatanan global dalam bidang bidang yang menjadi perhatian khusus. Termasuk diplomasi dan upaya untuk mengatasi masalah lingkungan, ekosistem dan perubahan iklim, kelima, novasi dan teknologi.
Kemerdekaan berarti kebebasan untuk mengeksplorasi dan berinovasi, terutama dalam dunia teknologi. Ini melibatkan akses ke informasi dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional.
Dalam keseluruhan, kemerdekaan bagi milenial adalah tentang menciptakan ruang yang memungkinkan individu untuk berkembang secara pribadi dan profesional sambil berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan terhubung secara global.
Kelima fokus perhatian memaknai kemerdekaan kini, dalam hal kaum milenial, generasi z, adalah sebuah keniscayaan sebagai bagian penting mengisi kemerdekaan.
Duragahayu Kemerdekaan RI KE 79.
JAYALAH NEGERIKU, JAYALAH BANGSA KU. MARI BANGUN NEGERI KITA MENUJU INDONESIA EMAS 2045
* Pemerhati Kepemerintahan dan Demokrasi.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News