HARIAN.NEWS, JAKARTA – Kadispen TNI AU, Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati, mengatakan kondisi dua pesawat Super Tucano TNI AU saat melakukan penerbangan sebelum jatuh di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) kemarin.
Agung menjelaskan pesawat Super Tucano itu terbang dalam bentuk sebuah formasi yang jaraknya sangat dekat.
“Saya jelaskan bahwa mereka terbang formasi. Take off bersatu, setelah bergabung menjadi satu kesatuan pesawat yang formasi, formasi itu dekat sekali,” kata Agung saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dikutip dari kumparan, Jumat (17/11/2023).
Baca Juga : Lost Contack 11.48, Kronologi Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan
Pada saat mereka climbing mereka masuk ke awan in out in out artinya awannya itu tipis-tipis aja,” lanjut Agung.
Agung menyebut, awalnya kondisi penerbangan sangat baik. Namun, awan tiba-tiba menebal dan pekat sehingga mengganggu penglihatan.
“Namun selain juga awan itu tiba-tiba menebal dengan pekat sehingga bahkan pesawat yang dekat saja yang jaraknya hanya sekitar mungkin 30 meter itu tidak kelihatan karena sangat tebal dan para penumpang mengatakan blind-blind atau kalau bahasa Inggrisnya buta enggak lihat,” ujarnya.
Baca Juga : Dua Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan
Menurut Agung, pesawat itu terbang pukul 10.51 WIB, dan pada pukul 11.18 WIB mereka mengalami lost contact.
“Saya ulangi, pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik. Flight 4 pesawat dengan 8 orang kru di dalamnya. Mereka semua menjalankan prosedur dengan baik,” jelasnya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News