Logo Harian.news

Rumpun Paccallayya: Warisan Bangsawan dan Penjaga Tradisi

Tradisi 40 Hari Wafatnya Karaeng Rannu, Hadirkan Ustadz Solmed

Editor : Andi Awal Tjoheng Selasa, 27 Mei 2025 20:59
Kenang 40 Hari Wafatnya Karaeng Rannu, Ustadz Solmed Akan Isi Tausiyah di Gowa ||doc_rumpunpaccallaya
Kenang 40 Hari Wafatnya Karaeng Rannu, Ustadz Solmed Akan Isi Tausiyah di Gowa ||doc_rumpunpaccallaya

HARIAN. NEWS, GOWA – Suasana haru dan penuh kekhidmatan akan kembali menyelimuti Sungguminasa, Gowa, saat keluarga besar Rumpun Paccallayya memperingati 40 hari wafatnya Hj. Hatifah Karaeng Rannu Binti Massuara Karaeng Sikki, sosok perempuan terhormat dari trah bangsawan Gowa.

Peringatan ini dijadwalkan digelar pada Rabu malam, 28 Mei 2025, dengan menghadirkan penceramah nasional ternama Ustaz Solmed atau Soleh Mahmud, sebagai bentuk penghormatan sekaligus doa bersama bagi almarhumah.

“Acara ini terbuka untuk umum. Kami mengundang semua pihak, keluarga, kerabat, sahabat, dan masyarakat yang ingin mendoakan almarhumah serta mendengarkan ceramah tausiyah dari Ustadz Solmed,” ujar Andy Azis Pieter, putra almarhumah yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Gowa, sekaligus Ketua Kerukunan Keluarga Borongloe dan Ketua Kerukunan Keluarga Singgasana Gowa.

Baca Juga : Khutbah Ustaz Solmed, Jelaskan Makna Mendalam Panggilan Sayang Allah “Yaa Ibadii”

Senada dengan itu, M. Danial Malik, kerabat dekat almarhumah, membenarkan keputusan keluarga untuk menghadirkan dai kondang tersebut.

“Alhamdulillah, Ustadz Solmed sudah mengonfirmasi kehadirannya. Acara ini insya Allah akan dihadiri oleh seluruh rumpun besar dari Gowa, Makassar, Takalar, hingga dari berbagai daerah lainnya,” jelas Danial.

Sosok Karaeng Rannu dan Warisan Budaya Paccallayya

Baca Juga : Antusiasme Warga Gowa Sambut Dai Kondang Ustaz Solmed di Salat Idulfitri

Hj. Hatifah Karaeng Rannu merupakan istri dari H. Pieter Hamzah Karaeng Malli, tokoh keturunan langsung dari Rumpun Paccallayya, salah satu struktur bangsawan paling berpengaruh dalam sejarah pemerintahan Kerajaan Gowa masa lalu.

Paccallayya bukan hanya simbol darah biru, tetapi juga bagian penting dari sistem kenegaraan tradisional.

Mereka dikenal sebagai representasi suara rakyat kala itu, dengan kewenangan strategis dalam menetapkan atau melengserkan raja** yang memimpin Gowa, sesuai nilai dan konstitusi kerajaan.

Fatwa dan keputusan Paccallayya bersifat mutlak pada masanya, menjadikan rumpun ini tetap disegani hingga hari ini, termasuk dalam urusan sosial, budaya, maupun keagamaan.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Halaman
Penulis : YUSRIZAL KAMARUDDIN

Follow Social Media Kami

KomentarAnda