HARIAN.NEWS – Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Telah mengumumkan kinerja APBN Januari 2025, yang disampaikannya pada 13 Maret 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Pengumuman dari Sri Mulyani terkait APBN tersebut disampaikan setelah pertemuannya dengan Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta.
Dalam pengumuman tersebut Menkeu, Sri Mulyani. Mengungkapkan bahwa hingga akhir bulan Februari 2025, APBN mengalami defisit sebesar Rp 31,3 triliun.
Baca Juga : Rancangan APBN 2026 Resmi Menampar Wajah Daerah
Pendapatan negara hingga bulan Februari 2025 tercatat sebesar Rp 316,9 triliun atau 10,5 persen dari target Rp 3.005,1 triliun.
Menurut Sri Mulyani, penurunan pendapatan terjadi karena penerimaan pajak lebih rendah.
Kondisi tersebut cukup mengejutkan publik, berbanding terbalik dengan bulan Februari tahun 2024 lalu, di mana APBN mencatatkan surplus Rp 26 triliun.
Baca Juga : Sri Mulyani Umumkan Diskon Tarif Listrik Batal
Dalam tanggapannya, ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat. Menyebutkan bahwa tren fiskal Indonesia di awal 2025 menghkhawatirkan. Menurunnya pendapatan negara menunjukkan tekanan serius terhadap stabilitas fiskal.
Ekonom tersebut mengatakan bahwa penerimaan pajak yang anjlok adalah sinyal bahaya, jika pajak melemah, belanja prioritas negara akan ikut terancam.
Dalam pengumumannya, Sri Mulyani mengklaim bahwa defisit awal tahun masih sesuai target yang didesain. APBN 2025 menurutnya memang dirancang dengan defisit Rp 616,2 triliun.
Baca Juga : Program MBG Dapat Tambahan Anggaran Rp 100 Triliun
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
