HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Manusia memang tempatnya salah, khilaf dan berbagai kekurangan. Demikian pula dengan kesedihan dan kebahagiaan akan berlalu, pun Ramadan.
Semua aktivitas ibadah maksimal telah terlaksana dengan penuh suka cita. Seluruh umat akan kembali pada rutinitas.
Bekerja dan melanjutkan kesibukan sebagai pencari nafkah untuk proses kehidupan kedepan.
Baca Juga : BPJS dan Jerit Senyap yang Luput
Ada pelajaran tersisa yang sangat relevan dimaknai untuk semua, baik masyarakat kecil maupun petinggi sekelas presiden.
Bahwa ada hal remeh temeh tidak perlu dijadikan curhatan di media. “Terusik dengan komentar RG yang mengatakan presiden ke 8 ba**ngan t**ol”.
Semestinya sebagai harapan rakyat, sebagai orang yang dipercaya membawa negeri untuk dikelola, dipandang sebagai orang kuat dan visioner tidak dengan mudah bereaksi bahkan memperadilkan.
Baca Juga : Pendengung dan Pemengaruh
Cukup diselesaikan oleh humas kepresidenan. “Clear”.
Sudah sewajarnya sebagai manusia, seorang pemimpin sekali dua kali keceplosan di media, hanya yang perlu dipahami itu semua ada dampak baik dan dampak buruknya.
Akan bermanfaat jika dengan berbagi perasaan dan pikiran dapat membangun hubungan lebih dekat dan kepercayaan lebih. Dapat membantu pemimpin mengurangi rasa stres dan kecemasan.
Baca Juga : Dampak AI bagi Kaum Minoritas
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
