Logo Harian.news

Temukan jawaban atas penyebab pembobolan bank di Indonesia dalam artikel ini

Curiga Ini Ternyata Penyebab Pembobolan Bank di Indonesia

Editor : Gita Selasa, 28 Februari 2023 09:45
Pembobolan Bank kejahatan perbangkan
Pembobolan Bank kejahatan perbangkan

HARIAN.NEWS – Curiga Ini Ternyata Penyebab Pembobolan Bank di Indonesia

Bank Indonesia, bank sentral negara, baru-baru ini menjadi sorotan setelah serangkaian pelanggaran data nasabah di bank-bank besar Indonesia. Insiden terbaru terjadi di Bank Mandiri milik negara, bank terbesar di Indonesia, di mana 1,3 juta data pribadi nasabah terbongkar.

Ini bukan pertama kalinya bank-bank di Indonesia terkena pelanggaran data. Pada tahun 2018, beberapa bank termasuk BCA dan BNI juga terkena dampak kejadian serupa.

Baca Juga : Dewan Ramai-ramai Gadai SK Pelantikan ke Bank, DPRD Makassar: Wajar, Mereka Butuh Uang

Jadi apa yang menyebabkan pelanggaran data ini? Dan yang lebih penting, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?

Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap masalah tersebut. Pertama-tama, Indonesia memiliki populasi yang sangat besar – lebih dari 260 juta orang – dan sebagian besar dari mereka masih belum memiliki rekening bank. Ini berarti terdapat pasar potensial yang sangat besar bagi lembaga keuangan, yang berada di bawah tekanan terus-menerus untuk bersaing memperebutkan pelanggan.

Tekanan ini telah menyebabkan beberapa institusi mengambil jalan pintas dalam hal keamanan. Selain itu, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menyadari pentingnya menjaga keamanan data pribadinya.

Baca Juga : Bertabur Promo di DXPO by Danamon 2024 Makassar, Mulai KPR Ringan hingga Cashback D-Bank PRO

Akibatnya, mereka sering menggunakan kembali kata sandi yang sama untuk beberapa akun dan layanan, sehingga memudahkan penjahat mengakses akun mereka jika mereka berhasil mendapatkan hanya satu kata sandi.

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah tersebut, seperti mewajibkan semua lembaga keuangan untuk menerapkan prosedur verifikasi pelanggan yang kuat. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber dan perlindungan data di kalangan masyarakat umum.

Bank juga perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi data nasabah mereka. Setelah insiden Mandiri, Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan bank untuk menyimpan data nasabah dalam database terpisah dan memberikan opsi kepada nasabah untuk tidak membagikan datanya kepada pihak ketiga.

Baca Juga : Konser Sheila On 7 di Makassar, Bank bjb Dorong Penggunaan Transaksi Digital Lewat Aplikasi DIGI

Kami berharap langkah-langkah ini akan membantu mengurangi risiko pelanggaran data pelanggan di Indonesia di masa mendatang. Namun pada akhirnya, terserah kita masing-masing untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan online kita sendiri.

Potensi Risiko dan Ancaman Terkait Pembobolan Bank

BANK adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran yang sangat penting dalam masyarakat, selain sebagai tempat menyimpan uang, bank juga berperan sebagai lembaga yang menyediakan pinjaman masyarakat bagi. Oleh karena itu, potensi resiko dan ancaman yang terkait dengan pembobolan bank sangatlah besar.

Setiap bank memiliki tanggung jawab untuk menjaga uang nasabahnya, namun sayangnya tidak semua bank dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik. Terkadang bank gagal dalam menjaga uang nasabahnya, sehingga uang nasabah bisa saja terjadi pencurian atau bahkan pembobolan bank itu sendiri.

Baca Juga : Bapenda Makassar Lampaui Target PBB, Catat Transaksi Rp 3,07 Miliar di F8 Makassar

Pembobolan bank sendiri merupakan salah satu kejahatan yang cukup sering terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, bank harus selalu waspada dan meningkatkan sistem keamanannya agar terhindar dari resiko dan ancaman pembobolan.

Namun sayangnya, sistem keamanan bank sekarang ini masih cukup lemah sehingga masih mudah untuk diobrak-abrik oleh para pelaku kejahatan. Oleh karena itu, bank perlu meningkatkan lagi sistem keamanannya agar dapat mencegah atau paling tidak mengurangi resiko dan ancaman pembobolan bank.

Mengenali Cara-cara Pembobolan Bank

​Banyak nasabah bank yang sering mendapatkan pemberitahuan dari banknya sendiri, tentang kejahatan perbankan yang terjadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi nasabah untuk mengetahui cara-cara yang sering digunakan oleh para pelaku kejahatan perbankan, sehingga nasabah dapat berjaga-jaga dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya kerugian.

Salah satu cara yang sering digunakan oleh para pelaku kejahatan perbankan untuk membobol bank adalah dengan menggunakan ATM skimming. ATM skimming merupakan suatu cara yang dilakukan dengan cara memasang perangkat elektronik di sekitar lokasi ATM, seperti misalnya menyembunyikan perangkat elektronik di bawah pintu mesin ATM. Perangkat elektronik ini biasanya berisi alat untuk merekam data dari kartu ATM nasabah, seperti nomor kartu dan PIN, yang kemudian akan digunakan oleh para pelaku kejahatan perbankan untuk mengambil uang dari rekening nasabah.

Untuk mengantisipasi hal ini, nasabah perlu berhati-hati saat menggunakan ATM. Nasabah sebaiknya menginspeksi sekeliling lokasi ATM terlebih dahulu sebelum menggunakannya, untuk memastikan tidak ada perangkat elektronik yang mencurigakan yang tertanam di sekitar mesin ATM. Selain itu, nasabah juga sebaiknya tidak menggunakan PIN yang sama untuk semua akun, agar jika PIN salah satu akun tertanam oleh perangkat elektronik di sekitar mesin ATM, PIN akun lainnya masih aman.

Nasabah juga perlu berhati-hati ketika mengakses rekening bank melalui internet atau mobile banking. Nasabah sebaiknya tidak memberikan informasi pribadi, seperti nomor rekening atau PIN, kepada siapapun, termasuk kepada petugas bank. Selain itu, nasabah juga harus mengakses situs bank hanya melalui link resmi dari bank, dan menginstal aplikasi mobile banking hanya dari toko aplikasi resmi. Untuk lebih amannya, nasabah juga bisa menginstal aplikasi anti virus dan mengaktifkan fitur two factor authentication (2FA), agar data pribadi nasabah lebih terjaga keamanannya.

Para pelaku kejahatan perbankan juga kerap melakukan phishing untuk mendapatkan data pribadi nasabah bank. Phishing adalah suatu cara yang dilakukan dengan cara mengirimkan email palsu atau pesan singkat SMS yang berisi link phising kepada nasabah. Link phising biasanya akan mengarahkan nasabah ke sebuah situs web palsu yang terlihat seperti situs resmi bank, dimana nasabah akan diminta untuk menginput data pribadi, seperti nomor rekening dan PIN. Jika data pribadi tersebut berhasil dicuri oleh pelaku kejahatan perbankan, maka pelaku dapat melakukan penipuan dengan mengambil uang dari rekening nasabah.

Pelanggan sebaiknya tidak pernah memberikan data pribadi kepada siapapun, termasuk kepada petugas bank. Selain itu, nasabah juga harus berhati-hati ketika menerima email atau pesan singkat SMS dari bank yang berisi link website. Nasabah harus mengecek alamat website terlebih dahulu sebelum mengklik link tersebut, agar nasabah tidak tertipu oleh situs web palsu yang dibuat oleh pelaku kejahatan perbankan.

Kerugian nasabah akibat kejahatan perbankan dapat dicegah dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas. Tanggung jawab bank untuk melindungi data pribadi nasabah juga sangat penting, namun nasabah sendiri juga harus berhati-hati dan berhati-hati dalam menggunakan layanan bank agar terhindar dari risiko kerugian akibat kejahatan perbankan.

Tips dan Strategi Mencegah Pembobolan Bank

Perampokan bank adalah sesuatu yang terlalu sering terjadi. Banyak orang tidak memikirkan kemungkinan bahaya pergi ke bank, tetapi penting untuk menyadari risikonya. Ada beberapa hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah perampokan bank terjadi pada Anda.

1. Waspadai lingkungan Anda. Ini mungkin tampak masuk akal, tetapi penting untuk mengetahui siapa atau apa yang ada di sekitar Anda saat Anda masuk dan keluar dari bank. Jika Anda melihat sesuatu yang mencurigakan, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak berwajib.

2. Jangan membawa uang tunai dalam jumlah besar. Ini adalah taktik perampokan yang umum, jadi penting untuk membatasi jumlah uang tunai yang Anda bawa. Jika Anda harus membawa uang tunai dalam jumlah besar, pastikan berada di tempat yang aman seperti koper terkunci atau brankas.

3. Berhati-hatilah terhadap orang asing. Jika seseorang mendekati Anda dan meminta uang atau informasi pribadi, berhati-hatilah. Jangan pernah memberikan informasi pribadi Anda kepada seseorang yang tidak Anda kenal dan percayai.

4. Bersiaplah. Siapkan rencana jika terjadi keadaan darurat. Ketahui di mana pintu keluar dan apa yang akan Anda lakukan jika terjadi perampokan.

5. Ikuti prosedur keamanan bank. Sebagian besar bank memiliki prosedur jika terjadi perampokan, jadi pastikan Anda membiasakan diri dengan prosedur tersebut. Perhatikan setiap pengumuman atau tanda yang dipasang di bank.

Dengan mengikuti tip sederhana ini, Anda dapat membantu mencegah diri Anda menjadi korban perampokan bank. Ingat, kesadaran dan persiapan adalah kuncinya.

5 Penyebab Utama Pembobolan Bank di Indonesia

​Kejahatan perbankan di Indonesia seringkali dilakukan dengan modus operandi yang sama, yaitu dengan menyusup ke dalam bank dan mengambil uang secara diam-diam. Penyusupan ini biasanya dilakukan pada malam hari, ketika bank sudah tutup dan tidak ada petugas yang berjaga. Beberapa penyebab utama dari seringnya terjadinya pembobolan bank di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Seringnya terjadinya kriminalitas di Indonesia

Indonesia adalah negara yang masih berada dalam tahap pembangunan, sehingga masih terdapat banyak kriminalitas yang terjadi di sini. Kriminalitas ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah tertentu saja, tetapi juga di daerah perkotaan dan pedesaan. Oleh karena itu, bank-bank di Indonesia sering menjadi sasaran para penjahat.

2. Kurangnya pengamanan di bank-bank

Pengamanan di beberapa bank di Indonesia masih kurang baik. Beberapa bank hanya menyediakan satu atau dua petugas saja untuk melakukan pengamanan, sehingga sangat mudah bagi para penjahat untuk melakukan aksinya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pengamanan di bank-bank, agar pencurian dapat diminimalisir.

3. Kurangnya pengetahuan petugas bank tentang cara menangani uang

Petugas bank di Indonesia pada umumnya kurang memahami bagaimana cara menangani uang dengan benar. Hal ini membuat mereka mudah tertipu oleh para penjahat yang menyamar sebagai nasabah. Para penjahat ini biasanya akan mengambil uang dari bank dengan cara menipu petugas bank dengan alasan tertentu, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan uang secara ilegal.

4. Rendahnya gaji petugas bank

Rendahnya gaji yang diberikan kepada petugas bank di Indonesia juga menjadi salah satu penyebab utama pembobolan bank. Petugas bank yang tidak menerima gaji yang layak akan cenderung melakukan tindakan korupsi untuk mendapatkan uang tambahan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan gaji petugas bank agar mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

5. Sistem uang saku yang masih berlaku di Indonesia

Poce money system adalah sistem dimana seorang petugas bank mendapatkan uang dari nasabah sebagai ketidakseimbangan untuk pelayanannya. Sistem ini masih berlaku di beberapa bank di Indonesia, sehingga petugas bank dapat dengan mudah mendapatkan uang dari nasabah. Sistem ini juga dapat menimbulkan korupsi, sehingga perlu diubah agar tidak terjadi lagi pembobolan bank di Indonesia.

Cara Menangani Pembobolan Bank

PELANGGARAN KEAMANAN BANK – BAGAIMANA MENANGANI MEREKA

Pelanggaran keamanan di bank menjadi terlalu umum. Pada tahun lalu saja, ada laporan tentang bank yang diretas dan informasi pelanggan dicuri di negara-negara di seluruh dunia. Masalahnya semakin parah seiring kemajuan teknologi dan penjahat menjadi lebih canggih.

Itulah mengapa penting bagi bank untuk memiliki rencana tentang cara menangani pelanggaran keamanan jika terjadi. Berikut adalah beberapa tip tentang cara menangani pelanggaran keamanan bank:

1. Segera beri tahu pihak yang berwenang – Saat terjadi pelanggaran keamanan, penting untuk segera memberi tahu pihak yang berwenang. Ini termasuk polisi, serta tim keamanan bank Anda.

2. Beri tahu pelanggan Anda – Setelah otoritas yang tepat diberi tahu, langkah selanjutnya adalah memberi tahu pelanggan Anda. Ini dapat dilakukan melalui email, pesan teks, atau bahkan panggilan telepon. Penting untuk memberi tahu pelanggan Anda apa yang telah terjadi dan langkah apa yang Anda ambil untuk memperbaiki situasi.

3. Ubah semua kata sandi dan kode keamanan – Setelah Anda memberi tahu otoritas yang tepat dan pelanggan Anda, langkah selanjutnya adalah mengubah semua kata sandi dan kode keamanan. Ini termasuk sistem internal Anda dan semua akun pelanggan yang mungkin terkena dampak pelanggaran tersebut.

4. Lakukan penyelidikan internal – Untuk mencegah pelanggaran keamanan di masa mendatang, penting untuk melakukan penyelidikan internal untuk menentukan bagaimana pelanggaran terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya terjadi lagi.

5. Tingkatkan langkah-langkah keamanan Anda – Setelah Anda melakukan penyelidikan internal dan membuat perubahan yang diperlukan, penting untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan Anda. Ini mungkin termasuk hal-hal seperti menambah staf keamanan, memasang teknologi keamanan baru, atau mengubah kebijakan dan prosedur Anda.

Pelanggaran keamanan di bank menjadi terlalu umum, tetapi ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk menanganinya jika terjadi. Dengan mengikuti tip di atas, Anda dapat membantu meminimalkan kerusakan dan mencegah terjadinya pelanggaran di masa mendatang.

Relevansi Keamanan Bank dan Teknologi

​Keamanan bank dan teknologi adalah dua hal yang sangat erat hubungannya. Bank selalu menginvestasikan banyak uang untuk keamanan bank, dan juga mengandalkan teknologi terbaru untuk membantu mereka dalam menjaga keamanan bank.

Tapi, seperti yang sering kita lihat, bank tidak selalu berhasil dalam menjaga keamanan bank. Terutama dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sering mendengar kabar tentang penipuan bank, pencurian data bank, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, pertanyaannya adalah, apakah bank masih relevan dalam menjaga keamanan? Dan jawabannya adalah: Ya, bank masih relevan dalam menjaga keamanan.

Meskipun banyak kesalahan yang dilakukan bank dalam menjaga keamanan, namun bank masihlah penting dalam hal ini. Karena seperti yang kita ketahui, bank adalah salah satu tempat yang menyimpan uang masyarakat. Jadi, jika bank tidak aman, maka uang masyarakat juga tidak akan aman.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa bank masih relevan dalam menjaga keamanan:

Pertama, bank memiliki banyak uang. Banyak uang yang dimiliki bank berarti bank memiliki banyak daya untuk melakukan investasi dalam hal keamanan. Bank dapat membeli teknologi keamanan terbaru, dan juga dapat mempekerjakan para ahli keamanan untuk membantu mereka dalam menjaga keamanan bank.

Kedua, bank sudah berpengalaman dalam menjaga keamanan. Bank telah lama berada di industri ini, dan mereka telah melalui banyak masa sulit. Mereka telah mempelajari bagaimana cara menjaga keamanan di tengah-tengah berbagai ancaman, dan mereka memiliki pengalaman yang cukup untuk mengatasi segala macam situasi.

Ketiga, bank terikat oleh hukum. Banyak negara telah memberlakukan undang-undang yang mengatur tentang keamanan bank. Oleh karena itu, bank harus mematuhi hukum-hukum tersebut agar tidak terkena sanksi. Hal ini akan membantu bank dalam menjaga keamanannya.

Keempat, bank mendapat dukungan dari pemerintah. Pemerintah selalu mendukung bank dalam upaya-upayanya untuk meningkatkan keamanan bank. Pemerintah juga sering memberikan bantuan finansial kepada bank untuk membantu mereka dalam menjaga keamanan bank.

Meskipun ada beberapa alasan yang dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa bank masih relevan dalam menjaga keamanan, namun faktanya adalah bank masih sering melakukan kesalahan dalam hal ini. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan tidak pernah menyerah dalam upaya meningkatkan keamanan bank.

Peningkatan Keamanan Bank dengan Pelaporan Tipologi

​Dengan adanya Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, maka setiap bank wajib melakukan pelaporan tipologi. Pelaporan tipologi adalah pelaporan yang dilakukan oleh bank kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Aset Bank Indonesia (LPS) atau kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai transaksi yang mencurigakan.

Adanya pelaporan tipologi ini, diharapkan dapat meningkatkan keamanan bank dalam melakukan transaksi. Bank akan lebih waspada dalam menerima transaksi yang mencurigakan, sehingga dapat mengurangi resiko penipuan atau kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan informasi dan transaksi elektronik.

Namun demikian, tipologi pelaporan bukanlah jaminan bank terhadap kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan informasi dan transaksi elektronik. Untuk itu, bank harus terus menerus melakukan pengamanan sistem dan data bank agar tidak terjadi penyusupan atau akses yang tidak sah.

Penyusupan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti phishing, trojan horse, man-in-the-middle attack, dan lain sebagainya. Phishing adalah suatu cara penipuan dimana penipu mengirimkan sebuah email yang berisi link ke sebuah situs palsu yang mirip dengan situs aslinya. Trojan horse adalah sebuah program yang berbahaya yang masuk ke komputer korban tanpa sepengetahuan korban. Man-in-the-middle attack adalah suatu teknik dimana penyerang menyisipkan diri di antara komunikasi dua pihak untuk mendapatkan akses ke data yang dikirimkan oleh kedua pihak.

Untuk menghindari terjadinya penyusupan data, bank harus terus melakukan peningkatan sistem keamanan dan data bank. Peningkatan keamanan sistem dan bank data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembuatan firewall, pengaturan akses, enkripsi data, dan lain sebagainya. Firewall adalah program yang digunakan untuk mengamankan jaringan komputer dari serangan luar. Pengaturan akses adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur siapa saja yang dapat mengakses sebuah data atau sistem. Enkripsi data adalah suatu cara untuk mengubah data yang tidak dienkripsi menjadi data yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak mencukupi.

Peningkatan keamanan sistem dan data bank juga perlu dilakukan oleh setiap individu yang bekerja di bank, baik pegawai maupun karyawan. Setiap individu di bank harus menjaga kerahasiaan data bank, baik data nasabah maupun data bank itu sendiri. Data nasabah yang berisiko tertunda penjagaannya akan mengakibatkan penyebaran virus atau malware ke sistem bank. Sedangkan data bank yang tertunda penjagaannya akan mengakibatkan resiko kerugian finansial bagi bank itu sendiri.

Oleh karena itu, setiap individu di bank harus mampu menjaga kerahasiaan data bank dengan baik. Untuk dapat menjaga kerahasiaan data bank dengan baik, setiap individu di bank harus memahami betul bagaimana cara melakukannya. Salah satu cara untuk dapat menjaga kerahasiaan data bank dengan baik adalah dengan melakukan pengamanan fisik data bank. Pengamanan bank data fisik dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengamanan ruangan, pengamanan perangkat lunak, dan lain sebagainya. Pengamanan adalah suatu cara untuk melindungi bank data dari ancaman luar, seperti ancaman cuaca atau ancaman penyusup. Pengamanan perangkat lunak adalah suatu cara untuk melindungi bank data dari ancaman virus atau malware.

Selain itu, setiap individu di bank juga harus mampu melakukan pengamanan data logika bank. Pengamanan logika data bank dilakukan dengan berbagai cara, seperti enkripsi data, autentikasi data, dan lain sebagainya. Enkripsi data adalah suatu cara untuk mengubah data yang tidak dienkripsi menjadi data yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak mencukupi. Autentikasi data adalah suatu teknik untuk memverifikasi bahwa data yang diterima adalah data yang asli dan dari sumber yang sah.

Pengamanan fisik dan logika data bank harus dilakukan secara bersama-sama agar dapat meningkatkan keamanan data bank secara keseluruhan. Jika hanya melakukan pengamanan fisik data bank saja, maka data bank masih dapat tertunda oleh ancaman virus atau malware. Begitu juga jika hanya melakukan pengamanan logika data bank saja, maka data bank masih dapat dibatalkan oleh ancaman cuaca atau ancaman penyusup. Oleh karena itu, pengamanan fisik dan logika data bank harus dilakukan secara bersama-sama agar dapat meningkatkan keamanan data bank secara keseluruhan.

Berbagai Tingkat Kontrol untuk Mencegah Pembobolan Bank

​Kejahatan perbankan telah meningkat drastis selama beberapa tahun terakhir. Ada berbagai tingkat kontrol yang dapat mencegah pembobolan bank, namun ada juga beberapa celah yang sering dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan.

Salah satu tingkat kontrol yang paling efektif adalah pengamanan fisik. Bank-bank biasanya memiliki beberapa lapisan pengamanan, seperti CCTV, alarm, dan petugas keamanan. Tingkat kontrol ini memang efektif untuk mencegah akses fisik ke rekening bank, namun para pelaku kejahatan sekarang menggunakan teknologi untuk melakukan kejahatan.

Oleh karena itu, tingkat kontrol selanjutnya adalah pengamanan data. Bank-bank sekarang menggunakan teknologi enkripsi untuk mengamankan data mereka. Data-data yang terenkripsi akan sulit dibaca oleh siapapun, termasuk para pelaku kejahatan.

Tingkat kontrol terakhir adalah sistem keamanan bank itu sendiri. Bank-bank sekarang menggunakan teknologi canggih untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan perbankan. Sistem ini dapat mendeteksi aksi kejahatan sebelum terjadi, dan memberikan peringatan kepada petugas bank.

Walaupun ada berbagai tingkat kontrol yang dapat mencegah pembobolan bank, namun para pelaku kejahatan selalu mencari celah untuk melakukan kejahatan. Oleh karena itu, bank-bank harus terus meningkatkan tingkat kontrol mereka untuk mencegah kejahatan perbankan.

Undang-Undang di Indonesia Mengenai Pembobolan Bank

Kejahatan perbankan di Indonesia sering dilakukan dengan cara pembobolan bank. Pembobolan bank adalah suatu tindak pidana yang dilakukan dengan cara melakukan penyusupan terhadap suatu bank dengan maksud untuk melakukan pencurian ataupun penipuan. Pembobolan bank dapat dilakukan dengan cara:

– Penyusupan secara fisik, yaitu dengan cara membobol pintu atau jendela bank dan melakukan pencurian uang atau barang-barang berharga lainnya yang ada di dalam bank.

– Penyusupan secara elektronik, yaitu dengan cara melakukan hacking terhadap sistem bank dan mencuri uang atau informasi-informasi penting lainnya yang ada di dalamnya.

Pembobolan bank merupakan suatu kejahatan yang sangat berat dan dapat mendatangkan akibat yang sangat buruk bagi bank dan nasabahnya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah menetapkan pasal-pasal yang mengatur tentang pembobolan bank.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, pembobolan bank dinyatakan sebagai suatu tindak pidana dengan ancaman pidana penjara selama 5 tahun atau lebih. Apabila terjadi kerugian akibat pembobolan bank, maka pelaku akan dikenakan tindak pidana penjara selama 10 tahun atau lebih. Selain itu, pelaku juga akan dikenakan denda sebesar Rp. 1 atau milyar setara dengan uang yang telah dicuri.

Untuk dapat mencegah dan memberantas pembobolan bank, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan beberapa peraturan, seperti Peraturan Bank Indonesia No.18/30/PBI/1999 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana Perbankan. Peraturan ini mengatur tentang upaya-upaya yang harus dilakukan oleh bank untuk mencegah dan menanggulangi pembobolan bank. Upaya-upaya tersebut antara lain:

– Melakukan pengamanan fisik terhadap bangunan bank dan sarana lainnya dengan cara memasang cctv, alarm, dan satpam.

– Melakukan pengamanan terhadap data-data penting di dalam bank dengan cara menyimpan di tempat yang aman dan rahasia.

– Melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan bank tentang cara melakukan pencegahan dan penanggulangan pembobolan bank.

Sedangkan untuk memberantas pembobolan bank yang sudah terjadi, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan beberapa peraturan, seperti Peraturan Menteri Keuangan No. 71/PMK.03/2008 tentang Penyidikan Tindak Pidana Perbankan. Peraturan ini mengatur tentang bagaimana cara melakukan penyidikan terhadap pelaku pembobolan bank agar dapat tertib dan adil.

Kesimpulan: Cara Meningkatkan Keamanan Bank di Indonesia

KEAMANAN BANK DI INDONESIA

Sektor perbankan Indonesia relatif stabil selama bertahun-tahun dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan politik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini telah menghadapi beberapa tantangan baru, di antaranya adalah masalah keamanan.

Meningkatnya jumlah serangan siber terhadap bank dan lembaga keuangan lainnya di seluruh dunia telah meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan sektor perbankan Indonesia. Pada tahun 2016, terjadi sejumlah serangan siber tingkat tinggi terhadap bank-bank di Indonesia, antara lain BRI, BCA, dan Mandiri. Serangan-serangan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang kerentanan sektor ini terhadap serangan dunia maya.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan keamanan sektor perbankan. Pada tahun 2016, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang Pengamanan Teknologi Informasi (TI) bagi Industri Jasa Keuangan. Peraturan ini mewajibkan lembaga keuangan untuk menerapkan langkah-langkah keamanan TI yang memadai, termasuk penilaian risiko, rencana tanggap insiden, dan pengujian rutin sistem keamanan.

Pemerintah juga telah membentuk kelompok kerja keamanan siber di sektor perbankan. Rombongan yang diketuai Bank Indonesia (BI) ini menghimpun perwakilan perbankan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta instansi pemerintah terkait lainnya. Grup ini bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan inisiatif untuk meningkatkan keamanan sektor perbankan.

Salah satu inisiatif kunci dari kelompok kerja adalah pengembangan seperangkat standar keamanan untuk sektor perbankan. Standar ini, yang saat ini sedang diselesaikan, akan mencakup berbagai bidang, termasuk keamanan siber, perlindungan data, dan keamanan fisik. Standar akan bersifat sukarela, tetapi bank yang memilih untuk mengadopsinya akan diminta untuk mematuhinya.

Kelompok kerja ini juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran akan risiko keamanan siber di antara bank dan lembaga keuangan lainnya. Sebagai bagian dari upaya ini, kelompok kerja tersebut telah mengembangkan serangkaian materi kesadaran keamanan siber, yang akan didistribusikan ke bank dan lembaga keuangan lainnya.

Selain inisiatif tersebut, pemerintah juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pengaturan dan pengawasan sektor perbankan. Pada tahun 2017, BI telah menerbitkan ketentuan tentang Manajemen Risiko Teknologi Informasi di Bank. Peraturan ini mewajibkan bank untuk memiliki prosedur manajemen risiko yang memadai, termasuk untuk keamanan siber. BI juga berencana menerbitkan aturan tentang perlindungan data dan keamanan siber dalam waktu dekat.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan koordinasi antar berbagai instansi yang terlibat dalam pengawasan sektor perbankan. Saat ini, terdapat sejumlah lembaga yang berperan dalam pengawasan bank, antara lain BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pemerintah sedang berupaya membangun pendekatan pengawasan yang lebih terkoordinasi, yang akan membantu meningkatkan efektivitas pengawasan.

Pemerintah juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan sektor perbankan. Pada tahun 2017, BI mengeluarkan ketentuan Business Continuity Planning bagi Bank. Peraturan ini mewajibkan bank untuk memiliki rencana kelangsungan usaha yang memadai, termasuk untuk keamanan siber. Peraturan tersebut juga mewajibkan bank untuk melakukan pengujian secara berkala terhadap rencana kelangsungan usahanya.

Pemerintah juga berupaya mendirikan pusat manajemen krisis nasional untuk sektor perbankan. Pusat ini akan bertanggung jawab untuk mengoordinasikan respons terhadap setiap insiden besar yang memengaruhi sektor perbankan. Pusat ini akan dikelola oleh perwakilan dari berbagai lembaga yang terlibat dalam pengawasan sektor perbankan.

Inisiatif-inisiatif ini akan membantu meningkatkan keamanan sektor perbankan Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa tanggung jawab untuk memastikan keamanan bank terletak pada bank itu sendiri. Bank perlu memastikan bahwa mereka memiliki langkah-langkah keamanan yang memadai untuk melindungi data dan aset nasabah mereka.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news atau Whatsapp 081243114943

Follow Social Media Kami

KomentarAnda