HARIAN.NEWS, MAROS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros mengkonfirmasi hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Maros sejak Selasa (11/2/2025) dini hari menyebabkan banjir di delapan Kecamatan.
BPBD bahkan menyebut, banjir telah merendam ratusan rumah warga, dengan ketinggian air mencapai satu meter di beberapa titik.
“Iya, untuk sementara 8 kecamatan terdampak,” ujar Kepala BPBD Maros Towadeng.
Baca Juga : Maros jadi Mitra Lokal NASA Space Apps Challenge 2025
Towadeng menjelaskan, bahwa hujan mulai turun sejak subuh, menyebabkan debit air meningkat signifikan.
“Mulai tadi subuh, ketinggian air sudah ada yang mencapai di atas satu meter dan diperkirakan masih akan naik terus,” katanya.
Dari delapan kecamatan yang terdampak, Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Turikale menjadi wilayah dengan kondisi paling parah. Meski demikian, hingga saat ini warga masih bertahan di rumah masing-masing dan belum ada yang mengungsi.
Baca Juga : Kakanwil Kemenag Sulsel Beri Tips Penting kepada 312 CJH Maros
“Yang terparah di Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Turikale (pusat kota). Untuk sementara belum ada yang mengungsi, tapi kami sudah siapkan posko induk di kantor BPBD sebagai pusat pengungsian,” ungkap Towadeng.
BPBD bersama pemerintah setempat terus melakukan pemantauan di titik-titik banjir untuk mengantisipasi kemungkinan kondisi semakin memburuk.
“Kita masih siaga di lokasi banjir dan memantau kondisi air yang masih merendam rumah warga,” pungkasnya.
Baca Juga : PLN UID Sulselrabar Bergerak Cepat Bantu Korban Banjir di Kabupaten Maros
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di Sulawesi Selatan pada 12 hingga 14 Februari 2025.
Cuaca ekstrem ini mencakup hujan lebat, angin kencang, serta risiko banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat dan angin kencang, berpotensi terjadi di beberapa daerah diantaranya:
Baca Juga : BNPB Salurkan Bantuan Rp15 Miliar untuk Mitigasi Bencana di Sulawesi Selatan
12 Februari: Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar.
13 Februari: Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja, Toraja Utara, Sidrap, Enrekang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar.
14 Februari: Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Parepare, Barru, Pangkep, Bulukumba, Sidrap, Enrekang, Wajo, Bone, Sinjai, Maros, Makassar, Gowa, Takalar.
Selain itu, wilayah pesisir selatan Sulawesi Selatan juga berpotensi mengalami angin kencang selama periode tersebut.
BMKG mengingatkan bahwa beberapa daerah berisiko mengalami banjir selama tiga hari ke depan, seperti Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Takalar, Jeneponto dan Gowa.
Sejumlah wilayah dengan struktur tanah labil dan curah hujan tinggi berpotensi mengalami tanah longsor. Pada 12 dan 13 Februari, longsor diperkirakan terjadi di Gowa, Maros, Barru, dan Bantaeng. Sementara pada 14 Februari, wilayah yang berisiko meliputi Gowa, Maros, Enrekang, Barru, Bantaeng, dan Luwu Timur.
Penulis: Nursinta
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
