Logo Harian.news

Dosen UMI Gagas Program Pengolahan Sampah Organik di TPA Antang untuk Produksi Ecoenzyme

Editor : Redaksi II Senin, 07 Oktober 2024 22:42
Dosen UMI Gagas Program Pengolahan Sampah Organik di TPA Antang untuk Produksi Ecoenzyme

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Tim dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) menyelenggarakan program pelatihan pengolahan sampah organik menjadi ecoenzyme (ekoenzim) yang diikuti oleh anggota Majelis Taklim Nurul Nisa di Borong Jambu, TPA Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Kegiatan ini juga meliputi kampanye ecodigital untuk meningkatkan kesadaran lingkungan berbasis teknologi digital. Program ini didukung penuh oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI.

Program pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Zelfia S.IP., MM., M.Sos.I sebagai ketua tim, bersama dua anggota dosen, Dr. Abd Gafur SKM., M.Kes dan Dr. Hadawiah SE., MSi, serta dua mahasiswa pendamping, Nahda Adzkiyah dan Nurhidayah Qauliah K.

Baca Juga : UMI Raih Dana Riset Tertinggi LLDIKTI IX, Satu-satunya di Luar Pulau Jawa

“Tim kami melakukan kampanye ecodigital sekaligus pelatihan pembuatan ecoenzyme (ekoenzim) untuk ibu-ibu di sekitar TPA Antang,” kata Zelfia, Senin (7/10/2024).

Pelatihan yang digelar pada Sabtu, 5 Oktober 2024, tersebut menyasar ibu-ibu yang tinggal di dekat tempat pembuangan akhir (TPA) Antang. Program kampanye ecodigital dirancang untuk memanfaatkan media sosial dan platform digital guna menyebarkan informasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Selain kampanye digital, peserta juga mendapatkan pelatihan praktis membuat ecoenzyme, yaitu cairan organik yang dihasilkan dari fermentasi sampah dapur seperti kulit buah, sayuran, gula, dan air. Proses fermentasi ini membutuhkan waktu tiga bulan dan menghasilkan enzim yang bermanfaat untuk pembersihan lingkungan, pengelolaan sampah, hingga pertanian.

Baca Juga : Prominens 98 FK UMI Gelar Bukber, Penyuluhan Kesehatan dan Santuni Anak Penderita Kanker

“Pelatihan ini penting bagi masyarakat di sekitar TPA Antang agar sampah organik yang dihasilkan sehari-hari dapat diolah dan didaur ulang, mengurangi volume sampah sekaligus menciptakan produk ramah lingkungan,” jelas Zelfia.

Selain itu, peserta pelatihan juga dibekali keterampilan komunikasi untuk kampanye kesadaran lingkungan berbasis digital, yang diharapkan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat luas dalam menjaga lingkungan.

“Dengan bekal ini, mitra kami diharapkan bisa mengolah sampah organik menjadi produk bermanfaat serta berperan aktif dalam kampanye digital untuk kelestarian lingkungan,” tutupnya.

Baca Juga : Membumikan Ilmu Komunikasi Profetik: Jalan Bijak di Era Serba Digital

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda