HARIAN.NEWS,MAKASSAR – Dewan Perwakilan Rakyat sebagai “Watchdog ” artinya DPR memiliki peran sebagai pengawas dan pengontrol terhadap kekuasaan eksekutif (pemerintah).
Ibarat anjing penggonggong atau anjing penjaga yang digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kebijakan pemerintah apakah sudah sesuai dengan kepentingan rakyat dan tidak menyimpang dari tujuan negara.
DPR juga mengawasi penggunaan anggaran negara untuk memastikan bahwa anggaran tersebut digunakan secara efektif dan efisien untuk kepentingan rakyat.
Baca Juga : BPJS dan Jerit Senyap yang Luput
Selain itu, mereka dapat melakukan investigasi terhadap kasus-kasus tertentu yang terkait dengan kinerja pemerintah atau penggunaan anggaran negara, serta dapat memberikan sanksi kepada pemerintah jika terbukti melakukan kesalahan atau penyalahgunaan kekuasaan.
Dengan demikian, peran DPR sebagai “watchdog” sangat penting dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi pemerintah, serta memastikan bahwa kekuasaan pemerintah digunakan untuk kepentingan rakyat.
Namun, peristiwa yang terjadi pada (25/8) menunjukkan hal sebaliknya.
Pada sebuah kesempatan salah seorang anggota DPR mentolol-tololkan rakyat yang sebenarnya adalah tuannya. Kata Rocky Gerung itulah letak kedunguannya.
Baca Juga : Pendengung dan Pemengaruh
Serentak, aksi demontrasi di seluruh Indonesia bermunculan, menyuarakan untuk membubarkan DPR. Bukan tanpa sebab, namun aksi ini adalah akumulasi kekecewaan akibat tidak ada keberpihakan atas nasib rakyat.
Mengutip monolog takbir akbar MH Ainun, sangat relevan dan mencerahkan, layak disimak.
“ Kalau kemana-mana kamu menabur api kenapa kamu kaget kalau terjadi kebakaran. Kalau kemana-mana kamu menaburkan provokasi kenapa marah pada kerusuhan. Kalau kemana-mana engkau menyebarkan dusta kenapa kaget menyaksikan pertengkaran. Dan kalau kemana-mana engkau memadamkan cahaya kenapa marah melihat orang bertabrakan. Kalau kemana-mana engkau memasarkan disinformasi kenapa kaget jika orang saling melukai. Dan kemana-mana engkau menolak ilmu sejati kenapa marah kepada pembunuhan dan pemusnahan.
Kalau yang satu menawarkan kebaikan sedang yang lain menyiapkan kepentingan? Kalau yang satu mengusulkan kemuliaan sementara yang lainnya mabok kekonyolan. Kalau yang satu mengelus-elus kebaikan tetapi yang lainnya memborong kerendahan. Kalau yang satu menawarkan keselamatan, yang lainnya pesta pora fantasi. Kalau yang satu mempelajari pencahayaan lantas yang lainnya terbang di kegelapan.
Baca Juga : Dampak AI bagi Kaum Minoritas
Kalau yang satu menatap dengan empati kemudian yang lainnya meneriakkan keangkuhan. Maka tak ada yang aneh dengan peperangan dan kemusnahan.
Audzubillahi minassyaitoonirojim. Subahana lillahi ma fis samawati wal ard wahuwal azizul hakim..Allahu akbar “. Milik Allah apa yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
