Logo Harian.news

Garuda Lirik Pesawat China, Begini Kata Pengamat

Editor : Rasdianah Minggu, 05 Januari 2025 15:12
Foto: ist
Foto: ist

HARIAN.NEWS, JAKARTA – Jenis pesawat pabrikan China yang diincar untuk menambah armada Garuda Indonesia yaitu Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) C919 dinilai sudah penuhi standar kelaikan dari otoritas China.

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkap pabrikan COMAC memang tergolong baru dan jenis C919 yang diincar Garuda Indonesia baru pertama kalinya dijual di luar China. Walau demikian jenis pesawat ini sudah menerbangkan penumpang selama 3 tahun belakangan.

“Di China sendiri sudah diterbangkan sedikitnya 2-3 tahun terakhir ini dengan total akumulasi menerbangkan penumpang ribuan jam dan sudah mendapatkan sertifikasi kelaikan dari China,” jelas Alvin dikutip harian.news dari kumparan, Sabtu (5/1/2024).

Baca Juga : Ole! Ole! Romeny! Gol Tunggalnya Bikin Bahrain Gigit Jari di SUGBK

Ia juga mengungkap sebenarnya sudah ada maskapai di Indonesia yang mengoperasikan pesawat pabrikan COMAC. Maskapai tersebut adalah TransNusa yang mengoperasikan COMAC ARG21 atau C909.

Soal rencana penggunaan armada pesawat dari COMAC, Alvin yakin Garuda tidak sembrono dan telah melakukan kajian mengenai standar keselamatan.

“Saya yakin Garuda juga tidak akan sembrono, pasti juga akan melakukan kajian-kajian berdasarkan uji terbang, maupun uji produksi dan semua proses-proses produksi untuk memastikan bahwa pesawat tersebut memenuhi standar keselamatan,” tutur Alvin.

Baca Juga : Buntut Penerbangan Haji Tertunda, Garuda Minta Maaf dan Janji Beri Kompensasi

Pengamat penerbangan ini mengaku sudah pernah mengunjungi pabrikan pesawat asal China tersebut. Di sana Ia menemukan berbagai teknologi canggih seperti penggunaan sistem perakitan presisi tinggi oleh robot.

Selain itu, Alvin bercerita di fasilitas pabrik COMAC terdapat pusat pelatihan yang berisi berbagai simulasi untuk pilot sampai untuk awak kabin.
“Ada pusat pelatihannya di mana ada simulator untuk pilot, untuk awak kabin bahkan, simulasi kabin ketika pesawat mengalami turbulensi, simulasi ketika pesawat mengalami guncangan-guncangan, bahkan simulasi ketika pesawat harus melakukan pendaratan darurat. Ini yang saya tidak melihat di pabrikan lain yaitu simulasi kabin,” lanjutnya.

Maka dari itu Ia tidak meragukan komitmen COMAC terhadap aspek keselamatan. Alvin melihat COMAC dapat mengisi ruang kosong industri pesawat karena keterbatasan yang dimiliki Boeing dan Airbus saat ini.

Baca Juga : Kemenhub Tegur Keras Garuda Indonesia, Minta Perbaiki Layanan Haji 2024

“COMAC ini merupakan kandidat untuk juga untuk mengisi ruang kosong yang sekarang dialami karena keterbatasan kapasitas produksi Boeing dan Airbus. Jadi selain Boeing dan Airbus, ada Embraer, kemudian ini COMAC juga mencoba mengisi ruang yang kosong itu atau ada celah pasar Karena keterbatasan kapasitas produksi Airbus dan Boeing,” pungkasnya.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda