Logo Harian.news

Ini Tanggapan Dinkes Terkait Stunting di Sinjai

Editor : Biro Selasa, 06 Agustus 2024 06:52
Ini Tanggapan Dinkes Terkait Stunting di Sinjai

Sinjai-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai dr.Emmy Kartahara Malik menampik dugaan tidak seriusnya Pemerintah Kabupaten Sinjai dalam menangani stunting dan gizi buruk.

Bahkan dr.Emmy, sapaan akrabnya,juga mengatakan angka prevalensi stunting yang mengalami peningkatan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tidak mutlak.

SKI dan EPPGMB,kata dr.Emmy,sama diakui, namun pihaknya juga memiliki data tersendiri melalui Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) jadi menurutnya data SKI tidak bisa langsung di simpulkan .

“Saya tidak bilang tidak benar yah !, tapi saya bilang tidak mutlak, karena kami juga punya EPPGBM yang bersentuhan langsung ke sasaran.

Bahkan waktu pertemuan dengan Kementerian Kesehatan RI,mereka bingung, bahkan pusing, mau pakai data yang mana untuk melakukan intervensi,” ujarnya.

“Kami siap adu Data, Kebenaran dari survei itu dengan data real yang kita punya,”tambahnya.

Diakuinya, Data Stunting di Sinjai periode Februari- Juni memang meningkat, namun perbedaan data SKI dan EPPGBM cukup berbeda.

Di sisi lain, dr.Emmy menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melakukan berbagai metode kepada seperti Ibu, pemberian makanan tambahan kepada balita, penyuluhan kepada para orang tua tentang pola asuh, pola makan, dan sebagainya.

Dikatakannya,dugaan pembiaran Stunting ini muncul setelah mencuatnya berita tentang balita Akhsan dan Ikhsan yang berdomisili di Dusun Ambi, Desa Bonto Lempangeng Kecamatan Sinjai Barat, sampai mendramatisir terkait pengelolaan Dana Insentif Fiskal (DIF) Dinas kesehatan (Dinkes).

Perlu tekankan, bahwa penanganan stunting harus ditanggulangi bersama-sama, baik itu Pemerintah maupun masyarakat bahkan hingga seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Sinjai memiliki kewajiban dalam menanggulangi bersama.

“Kasus stunting ini harus diselesaikan ibaratnya dari hulu sampai ke hilir, artinya kasus stunting ini tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja, Dinas Kesehatan hanya menangani beberapa persen saja,secara spesifik kita mengarah kepada balitanya, kita perbaiki gizinya sehingga bisa bertumbuh dan kembang secara baik.

Disamping itu, sekian persennya berasal dari non-kesehatan, seperti lingkungan, sumber air, pola asuh orang tua, sanitasi, termasuk pendapatan juga harus diperbaiki, dengan pendapatan yang cukup maka gizi sang anak juga akan tercukupi.” tutupnya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Manipi, dr.Vera yang dikonfirmasi terkait Akhsan dan Ikhsan, mengaku bingung terkait pemberitaan di media, pasalnya, kondisi tumbuh kembangnya Akhsan dan Ikhsan sudah sangat membaik.

“Kondisi anak ini (Akhsan dan Ikhsan) sudah baik,memang pernah masuk sasaran, tapi sudah baik semua, mulai Gizinya, Berat Badannya,

Kondisi umum keduanya sangat baik, aktif, perkembanganya,pernah mendapat PMT Lokal akhir 2023,mendapatkan bantuan susu & Vitamin dari puskesmas.

Setiap bulan di kunjungi petugas gizi dan Pj dusun, di berikan penyuluhan dan PMT Biskuit.

Sempat orang tuanya malas membawa anaknya ke posyandu, akuinya kewalahan membawa ke 3 anaknya, tetapi dengan edukasi oleh kader posyandu dan petugas kesehatan tahun 2024 sudah rajin membawa anaknya ke posyandu,” jelasnya, Selasa (6/8/2024). (Bagoes)

 

 

 

 

 

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news atau Whatsapp 081243114943

Follow Social Media Kami

KomentarAnda