Oleh: Bang Har (To Mangkasara’)
HARIAN.NEWS, GOWA – Dalam perjalanan panjang sejarah Gowa, selalu hadir tokoh-tokoh yang memberi warna, arah, dan teladan bagi masyarakatnya. Dua di antaranya adalah Adnan Purichta Ichsan, Bupati Gowa ke-10 yang memimpin sejak tahun 2016, dan Amir Uskara, politisi senior asal Gowa yang pernah mengabdi selama bertahun-tahun di kanca parlemen di DPR RI serta kini menjabat di tingkat nasional.
Keduanya datang dari generasi dan latar belakang pengalaman yang berbeda, namun sama-sama membawa kepedulian mendalam terhadap tanah kelahiran mereka.
Baca Juga : Adnan- Amir Bertemu di moment Hari Jadi Gowa Bawa Pesan Damai
Adnan Purichta Ichsan, sebagai penerus keluarga besar Yasin Limpo, tumbuh dalam lingkungan pengabdian dan kepemimpinan. Gaya memimpinnya dikenal tenang, inklusif, dan terbuka terhadap kolaborasi.
Di bawah kepemimpinannya, Gowa terus bergerak dalam berbagai program pembangunan–mulai dari pelayanan publik, infrastruktur, pendidikan, hingga inovasi pelayanan digital. Adnan memadukan semangat generasi muda dengan tanggung jawab sejarah yang ia pikul sebagai bagian dari keluarga besar yang telah lama mewarnai pemerintahan daerah.
Namun lebih dari sekadar jabatan, ia menghadirkan contoh bahwa kepemimpinan modern membutuhkan kedekatan, dialog, dan kerendahan hati.
Baca Juga : Ibunda Amir Uskara Wafat, Duka Mendalam Selimuti Gowa
Di sisi lain, Amir Uskara adalah representasi politisi matang yang ditempa oleh pengalaman panjang di arena nasional.
Sebagai mantan anggota DPR RI, ia selama bertahun-tahun menjadi penyambung aspirasi masyarakat Gowa dan Sulawesi Selatan. Rekam jejaknya sebagai kader senior PPP memperlihatkan bahwa ia adalah sosok yang memahami dinamika politik, negosiasi, dan perumusan kebijakan.
Dalam dirinya tergambar perpaduan antara ketegasan prinsip dan kemampuan menjalin hubungan lintas kelompok. Kini, ketika ia memegang posisi penting di tingkat nasional, pengaruhnya tetap mengakar kuat pada masyarakat Gowa yang menjadi bagian penting dari perjalanan hidup dan karier politiknya.
Baca Juga : Terima Hasil Pilkada Gowa 2024, Amir Uskara Tak Ajukan Gugatan ke MK
Pertemuan antara Adnan Purichta Ichsan dan Amir Uskara di sebuah cafe di bilangan Jl Andi Mallombasang, Kota Sungguminasa,kemarin–yang kerap terlihat di berbagai momentum–menjadi simbol bahwa politik tidak harus bermusuhan.
Perbedaan pilihan dan sikap politik tidak seharusnya memutus silaturahmi, apalagi memecah keakraban. Di tengah situasi politik yang sering diwarnai perdebatan dan kontestasi, keduanya memperlihatkan bahwa pemimpin sejati mampu menjaga hubungan, menghargai perbedaan, dan memelihara komunikasi yang baik.
Kebersamaan mereka saat menikmati secangkir kopi, misalnya, memberikan pesan kuat bahwa dialog dan persahabatan tetap menjadi pondasi bagi kehidupan sosial dan politik yang sehat.
Baca Juga : Ramli Siddik: Aurama’ Jamin Masyarakat Tidak Ditolak RS Perkara Administrasi
Narasi kebersamaan kedua tokoh ini menjadi cermin bahwa Gowa adalah daerah yang besar bukan hanya karena sejarahnya, tetapi juga karena keteladanan pemimpinnya. Ketika para tokoh dapat duduk bersama, berbicara tanpa sekat, dan tetap saling menghormati meskipun berada pada jalur politik yang berbeda, maka masyarakat pun mendapatkan contoh bahwa persatuan lebih penting daripada perbedaan. Inilah nilai-nilai yang menjadikan Gowa tetap rewako—teguh, kuat, dan maju. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
