MAKASSAR, HARIANEWS.COM – Tokoh literasi asal Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma atau akrab disapa BAK membawakan kuliah umum bertajuk studium generale yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Abdul Haris di aula Perpusatakaan dan Arsip Sulsel di Jl Sultan Alauddin, Sabtu (3/8/2022) pagi.
Selain acara studium generale, juga dilaksanakan pelantikan pejabat struktural STIA Abdul Haris.
Dihadapan civitas akademika STIA Abdul Haris, BAK memberikan motivasi bahwa ekosistem simulasi literasi dimulai dari kebiasaan-kebiasaan. Demikian gerakan membaca dan menulis menjadi siklus di masyarakat dengan memulai dari yang kecil.
Baca Juga : Mahasiswa Unismuh Tumbuhkan Minat Baca Siswa Lewat Gerakan Literasi Berpuisi
Sehingga kata BAK, STIA menjadi strategis mengembangkan gerakan literasi membaca dan menulis dengan kearifan lokal.
Ia mengungkapkan ada 3.000 an lebih perpustakaan di Sulsel, namun belum berhasil mendongkrak budaya literasi membaca.
“Karena belum menempatkan budaya baca sebagai kebutuhan pokok. Sehingga survei indeks keterbacaan kita di Sulsel, kalah dari DKI, Yogyakarta, Kalimantan,” kata BAK.
Baca Juga : STIA Abdul Haris Makassar Resmi Terakreditasi B, Ini Langkah Yayasan Selanjutnya
“Kebutuhan pokok, membaca. Tidak ada permulaan baik tanpa proses, dengan pembiasaan harus dilakukan. Kita disiplin, wajib, apapun resiko tetap membaca buku setiap hari dan menulis, kita komitmen,” kuncinya.
Mengenai pengembangan STIA Abdul Haris ke depan, BAK menitipkan dua poin penting untuk seluruh civitas akademika, yakni komitmen/ keinginan dan action.
“Saya yakin dan percaya, bapak dan ibu yang baru saja dilantik sebagai pejabat struktural STIA Abdul Haris punya kompetensi memajukan perguruan tinggi ini,” kata BAK.
Baca Juga : BI Sulsel Gelar World Book Day 2024, Hadirkan Penulis Buku Natasha Rizky
Untuk memajukan kampus ini, tambah BAK, perlu diawali dengan keinginan atau mimpi-mimpi yang kemudian diwujudkan dengan aksi nyata.
“Punya mimpi besar itu penting, tapi harus disertai dengan action,” tegasnya.
Sekjen Asosiasi Penulis Profesional ini mengisahkan pengalamannya bertemu mantan PM Malaysia, Mahathir Mohammad yang namanya sangat populer, termasuk di Indonesia.
Baca Juga : Penjara Baru Anak
“Mengapa Mahathir Mohammad sangat melegenda di Malaysia, karena beliau meninggalkan banyak legacy. Antara lain memprakarsai berdirinya Menara Kembar yang jadi ikon di Kota Kuala Lumpur,” katanya.
Kisah-kisah seperti ini harus menjadi inspirasi bagi pengelola STIA Abdul Haris untuk mengembalikan kejayaan kampus ini,” harapnya.
Sementara Ketua STIA Abdul Haris, Ismail Suardi Wekke dalam sambutannya mengatakan rasa syukur bahwa sejak dilantik 4 Juni 2022 lalu sampai saat ini tahapan lazimnya perguruan tinggi berjalan baik.
“Dari sebelumnya merah, sekarang PDPT (pangkalan data perguruan tinggi) sudah biru. Artinya dosen kita bahkan sudah melampaui,” sambungnya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News