HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Polda Sulawesi Selatan akan melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi BBM yang dialokasikan selama periode Ramadan terkhusus menjelang Idul Fitri yang tinggal sepekan. Ini bertujuan agar realisasi BBM benar-benar dapat dimanfaatkan sesuai peruntukan.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto mengungkapkan, melakukan monitoring terhadap distribusi BBM hingga ke lembaga penyalur seperti SPBU.
“Polda Sulsel melakukan pengawasan ketat pendistribusian BBM terutama pada masa Ramadhan dan Idul fitri. Kalau memang ada pelanggaran pasti akan kita tangani secara hukum,” tegasnya.
Baca Juga : Gelar Sidak di 2 SPBU, DP2KUKM Luwu Utara Imbau Pelaku Usaha Buat Rekomendasi
Didik berharap, dengan pengawasan tersebut tidak terjadi penyalahgunaan terhadap BBM khususnya yang bersubsidi dan tidak terjadi antrean di SPBU. Terlebih, momen seperti Ramadan dan Idul Fitri dimana konsumsi BBM mengalami peningkatan terlebih tradisi mudik yang terjadi setiap tahunnya.
Berdasarkan data survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi adanya kenaikan jumlah pemudik sebesar 50 persen dari tahun lalu. Tentu ini akan berdampak pada jumlah konsumsi BBM yang akan mengalami peningkatan.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto, selama periode Ramadan tren konsumsi BBM wilayah Sulawesi diestimasikan mengalami peningkatan.
Baca Juga : Kehormatan Bagi PMI Makassar, Tiga PJU Polda Sulsel Sambangi PMI Untuk Donor Darah
“BBM jenis Gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) diprediksi naik +3,1% bila dibandingkan rata-rata harian normal Januari 2024 dari 7.380 Kilo Liter (KL) menjadi 7.609 KL. BBM jenis Gasoil (Biosolar dan Dex Series) diperkirakan mengalami kenaikan sebesar +2% dibanding harian normal dari 3.238 KL menjadi 3.303 KL.
Untuk LPG (Subsidi dan Nonsubsidi) diperkirakan naik +3,2% dari 1.923 Metrik Ton (MT) menjadi 1.985 MT. Sedangkan untuk Avtur diproyeksikan akan mengalami kenaikan realisasi sebesar +5,59% dibanding konsumsi rata-rata normal Maret 2024 yaitu dari 766,34 KL menjadi 809,20 KL,” ungkap Erwin.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News