HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Langit di pesisir Desa Bulu Cindea enggan menyisakan teduh. Panas membara tak terbendung. Matahari seakan berada persis di atas kepala. Siang itu, deretan rumah di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep pada 05 Oktober 2024 nyaris sunyi tanpa aktifitas yang mencolok.
Mirip desa pada umumnya, di waktu siang, sesekali kendaraan roda dua akan terdengar berlalu-lalang. Lalu angin kencang yang berhembus dari pinggir laut Bulu Cindea seakan beradu dengan terik mentari yang menyisakan sejuk.
Terlihat tiga orang anak sedang bermain di bawah pohon rindang di depan rumah. Lalu 2 orang lainnya telihat asyik mengutak atik ponsel pintarnya dan sesekali menulis sesuatu di atas kertas.
Baca Juga : Kinerja Indosat Melejit di Kuartal I 2025, Keuntungan Mencapai Rp1,31 Triliun
Di penghujung musim kemarau ini, Muhammad Akbar (10) siswa kelas 5 SD sedang mengerjakan tugas sekolah bersama rekannya Nur Akilah Sarrah Herman (10). Mereka terlihat lebih gampang memahami penjelasan materi dari platform Youtube yang diputar Akbar. Proses belajar lewat digital itu juga terlihat lancar tanpa gangguan jaringan lemot.
Wajar saja, sejak setahun lalu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) telah menyiapkan WiFi gratis di desa tersebut. Indosat telah membangun desa pesisir Bulu Cindea yang minim akses digital menjadi desa digital lewat program bernama “Desa Digital IM3 Wifi Corner”.
Saat ditanyai soal Desa Digital IM3, Akbar lalu mengarahkan telunjuknya pada sat kambling yang berada persis di pertigaan jalan masuk desa. Dari jauh, tulisan “Desa Digital IM3 WiFi Corner” berdiri tegak, menjadi simbol transformasi digital yang telah menghubungkan desa ini dengan dunia luar.
Baca Juga : Dari Bone hingga Selayar, Polda Sulsel Amankan 5 Nelayan Jaringan Peracik Bom Ikan
Di sekitar sat kambling, terlihat ibu-ibu tampak sibuk berselancar di dunia maya, memanfaatkan akses internet gratis yang disediakan. Kini desa Bulu Cindea tidak lagi terisolasi, berkat hadirnya jaringan WiFi gratis dari IM3.
Seketika perubahan drastis yang dialami desa Bulu Cindea mereflesi kembali saat desa ini belum tersentuh digital. Dulu, anak-anak di desa ini harus menempuh perjalanan jauh ke desa tetangga untuk menyewa koneksi internet hanya demi mengerjakan tugas sekolah atau persiapan ujian.
Namun, berkat kolaborasi antara desa Bulu Cindea dan IM3, kini anak-anak tak lagi perlu repot. Selain sat kambling, ada juga Rumah IT yang dipasangi WiFi gratis oleh IM3. Sebuah ruang belajar lengkap dengan laptop dan akses digital untuk warga.
Baca Juga : Gerebek Rumah Pengolah Bom Ikan, Polda Sulsel Amankan 3 Detonator
Dari Ketertinggalan Digital Menjadi Desa Pintar

Muhammad Akbar dan rekannya sedang menggunakan fasilitas digital di Rumah IT. (Foto: Gita/HN)
Muhammad Akbar, siswa kelas 5 SD, kini bisa tersenyum lebar. Ia bercerita kalau dulu ia harus menempuh perjalanan ke desa tetangga untuk mengakses internet. “Sekarang, saya diajak ibu guru ke Rumah IT. Di sini, saya belajar buka google, mengetik, dan mengerjakan tugas di komputer. Kalau ada ujian, kami kerjakan di sini juga. Senang sekali karena bisa belajar banyak hal,” ceritanya dengan penuh semangat, wajahnya memancarkan kebahagiaan.
Baca Juga : IM3 Jadi Kunci Sukses Fakra Rauf Tingkatkan Penjualan Buras Mama Aji Selama Lebaran
Program WiFi gratis dari IM3 benar-benar membawa perubahan besar bagi desa ini. Bukan hanya Muhammad Akbar yang merasakan manfaatnya, tetapi juga banyak anak-anak lain yang kini punya akses lebih mudah untuk belajar. Nur Akilah Sarrah Herman, 10 tahun, yang mengikuti Kompetisi Sains Madrasah, juga terbantu.
“Kami bisa mencari referensi untuk lomba dan belajar teknologi. Sekarang sudah tidak perlu bayar untuk akses internet, semuanya gratis. Belajar jadi lebih nyaman dan seru,” ungkapnya dengan bangga.
Program ini tak hanya mengubah cara anak-anak belajar, tetapi juga membawa dampak positif bagi warga desa secara umum. Siska Amelia Putri, siswa yang pertama kali datang bersama gurunya ke Rumah IT, merasa senang bisa belajar teknologi dengan lebih mudah.
“Saya diajar menggunakan perangkat lunak komputer dan mencari informasi di internet. Sekarang, belajar jadi lebih mudah karena ada WiFi gratis,” katanya sambil tersenyum.
Dengan adanya WiFi corner dari IM3, Desa Bulu Cindea kini resmi menjadi desa digital, membuka peluang yang lebih luas bagi anak-anak hingga orang dewasa untuk mengakses informasi dan teknologi tanpa batas.
Desa yang dulunya sulit terkoneksi kini menjadi pusat pembelajaran yang maju, berkat jaringan internet yang andal.
Rumah IT di Bulu Cindea: Membangun Generasi Melek Digital Sejak Dini

Rumah IT Desa Bulucindea Pangkep. (Foto: Gita/HN)
Di tengah hiruk-pikuk perkembangan teknologi, Desa Bulu Cindea di Kabupaten Pangkep telah menjadi contoh nyata upaya memperkenalkan teknologi kepada generasi muda sejak usia dini.
Rumah IT yang berdiri di desa ini awalnya dibangun dengan tujuan sederhana: memperkenalkan perangkat lunak dan penggunaan komputer kepada murid-murid Sekolah Dasar (SD), agar mereka tidak lagi asing saat menghadapi ujian berbasis komputer.
Sekretaris Desa Bulu Cindea, Sahril, mengungkapkan bahwa gagasan awal pendirian Rumah IT ini berasal dari keprihatinan terhadap anak-anak desa yang harus menyewa komputer di desa tetangga, Bong, untuk belajar.
“Sebelum ada Rumah IT, anak-anak sering ke desa Bong untuk menyewa komputer. Melihat ini, teman-teman menggagas ide untuk membangun Rumah IT, agar anak-anak bisa belajar komputer tanpa harus jauh-jauh menyewa,” ujar Sahril.
Rumah IT ini berperan penting dalam memperkenalkan teknologi kepada anak-anak, khususnya murid SD. Dengan adanya Rumah IT, mereka tidak hanya belajar mengoperasikan komputer, tetapi juga terbiasa menggunakan perangkat lunak yang terkait dengan pembelajaran.
“Kami berharap, ketika mereka menghadapi ujian berbasis komputer nantinya, mereka tidak kaku lagi karena sudah terbiasa sejak sekarang,” tambah Sahril.
Seiring berjalannya waktu, keberadaan Rumah IT ini menarik perhatian banyak pihak. Berbagai organisasi desa seperti kader Posyandu dan kader desa lainnya turut memanfaatkan fasilitas komputer yang ada di Rumah IT untuk kegiatan administrasi dan pelatihan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Tidak hanya itu, dukungan besar juga datang dari Indosat yang memberikan bantuan akses Wi-Fi gratis.
“Indosat menawarkan Wi-Fi gratis untuk Rumah IT, yang tentu sangat membantu anak-anak dalam proses pembelajaran mereka. Dengan aplikasi yang tersedia secara online, anak-anak bisa belajar lebih mudah melalui gambar dan media interaktif,” jelas Sahril.
Empat sekolah dasar di sekitar desa turut memanfaatkan fasilitas ini, yaitu SD 20 Ujung Tangngayya, SD 9 Biring Tangngayya, SD 33 Jollo, dan SD 26 Jollo. Para siswa dari sekolah-sekolah tersebut bergantian menggunakan fasilitas Rumah IT untuk belajar komputer, dengan arahan dari guru-guru yang sudah mulai melek digital.
Rumah IT yang digagas sejak 2023 ini telah berjalan dengan baik hingga sekarang, dan menjadi salah satu ikon perubahan digital di Desa Bulucindea. Selain untuk kebutuhan pembelajaran, Wi-Fi yang disediakan oleh Indosat juga bisa diakses oleh seluruh warga desa, yang berjumlah sekitar 5.600 jiwa dari 1.600 kepala keluarga.
“Ke depan, kami berencana untuk membuat iuran guna pemeliharaan perangkat IT agar keberlanjutan fasilitas ini terjaga. Dengan adanya Rumah IT, efisiensi waktu dan akses gratis bagi warga semakin terasa. Kami berharap desa digital ini bisa menjangkau lebih luas lagi, dan semoga kerjasama dengan Indosat dapat terus ditingkatkan, terutama dalam penyediaan akses jaringan internet,” tutup Sahril.
Rumah IT di Desa Bulu Cindea kini bukan hanya menjadi tempat belajar teknologi bagi anak-anak, tetapi juga menjadi simbol harapan desa untuk menjadi lebih maju melalui kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Indosat yang memainkan peran penting dalam mewujudkan desa digital yang lebih inklusif.
Bulu Cindea Makin Maju dengan WiFi Gratis dari IM3

Desa Digital IM3 WiFi Corner. (Foto: Gita/HN)
Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali, menceritakan perjalanan transformasi digital di desanya yang terletak di Kabupaten Pangkep. Awalnya, WiFi gratis dari IM3 dihadirkan hanya di sat kamling untuk memudahkan warga mengakses internet.
Namun, melihat kebutuhan yang semakin berkembang, terutama dalam hal pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, Indosat Ooredoo Hutchison memberikan dukungan lebih dengan menghadirkan WiFi di Rumah IT desa. Fasilitas ini kini menjadi pusat belajar bagi anak-anak dan warga, terutama yang terlibat dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Alhamdulillah, bantuan WiFi dari IM3 ini sangat membantu kami, terutama anak-anak yang sebelumnya kesulitan belajar komputer. Sebelum ada WiFi, anak-anak harus pergi jauh ke kota kecamatan bahkan ikut kursus komputer di luar desa. Sekarang, mereka bisa belajar langsung di desa, di Rumah IT yang kami bangun,” ujar Made Ali.
Tak hanya mendukung pendidikan, WiFi gratis ini juga membantu pengembangan UMKM desa. Banyak ibu-ibu yang merupakan pengrajin produk UMKM, anggota Majelis Taklim, dan PKK, kini bisa belajar cara pemasaran online. Selain menggunakan ponsel, mereka juga diajarkan cara mengelola bisnis secara administratif dengan bantuan komputer dan laptop.
“Kami juga memberikan pelatihan di Rumah IT tentang cara pemasaran online, bagaimana mengunggah produk ke aplikasi Android, hingga mengelola web. Sebelum ada WiFi ini, kami menggunakan modem, yang biayanya cukup besar. Sekarang, WiFi gratis ini sangat membantu anak-anak sekolah dan para pengusaha UMKM untuk berkembang secara digital,” tambahnya.
Selain untuk pendidikan dan UMKM, WiFi dari IM3 ini juga digunakan untuk mendukung program-program pemerintah desa, seperti penyuluhan stunting.
Made Ali menjelaskan bahwa mereka memanfaatkan internet untuk mengumpulkan ibu-ibu dan memberikan edukasi tentang penanganan stunting melalui video YouTube dari Kementerian Kesehatan.
Bahkan, mereka sering menggunakan Zoom untuk berdiskusi langsung dengan pihak kementerian dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan.
“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut. Desa Digital IM3 ini sangat membantu kami dalam banyak hal, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Ke depannya, kami berharap ada program-program unggulan lainnya yang bisa memperkuat kolaborasi ini, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan,” tutupnya.
Dengan adanya WiFi gratis dari IM3, Desa Bulu Cindea kini menjadi desa yang melek teknologi. Warga desa, dari anak-anak hingga ibu-ibu pelaku UMKM, kini semakin terhubung dengan dunia digital, membuka peluang besar untuk pengembangan desa di masa depan.
Peran Desa Digital IM3 dalam Mendukung Pendidikan dan Pengembangan Desa Pesisir

Desa Digital IM3 Wifi Corner di Sat Kambling Bulucindea Pangkep. (Foto: Gita/HN)
Program Desa Digital IM3 yang diluncurkan di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Pangkep, mendapat banyak pujian atas kontribusinya dalam memperkenalkan digitalisasi di desa pesisir ini.
Menurut Steve Saerang, SVP Corporate Communications Indosat Ooredoo, program ini memberikan dampak signifikan, terutama bagi anak-anak sekolah di daerah yang sebelumnya minim akses teknologi.
“Kontribusinya sangat besar, terutama dalam memperkenalkan digitalisasi di level desa. Kini, proses belajar di desa semakin mudah karena tersedianya konektivitas internet. Anak-anak sekolah yang sebelumnya harus keluar desa untuk mengakses internet, sekarang bisa belajar dengan mudah melalui jaringan WiFi yang kami sediakan,” ungkap Steve.
Steve menjelaskan bahwa tujuan besar dari IM3 dalam membangun desa digital di Pangkep adalah untuk memberdayakan masyarakat di wilayah pedesaan. “Tujuan kami adalah empowering Indonesia di level rural. Kami membawa banyak konten pelatihan ke Bulucindea, mulai dari pelatihan UMKM, pelatihan jurnalistik, hingga pelatihan pemanfaatan media sosial. Selain itu, kami juga mengenalkan platform UMKM dari Indosat dan menyediakan konektivitas internet di lingkungan desa,” jelasnya.
IM3 melihat potensi besar di Desa Bulu Cindea, ditambah dengan rekomendasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DMPD), sehingga desa ini dipilih sebagai salah satu desa digital di Sulawesi Selatan. Desa Bulu Cindea kini menjadi pusat pendidikan dan pengembangan teknologi bagi warganya, termasuk untuk para pengusaha kecil dan anak-anak sekolah.
Sejak 2023, IM3 telah membangun tiga desa digital di Sulawesi Selatan, yaitu Bulu Cindea, Manongkoki, dan Lantebung. Program ini memberikan pelatihan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk membantu masyarakat desa memanfaatkan teknologi secara maksimal.
“Kami ingin desa-desa ini menjadi contoh bagaimana teknologi bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan,” tambah Steve.
Target dan Masa Depan Desa Digital IM3
Ke depan, IM3 berencana untuk terus memperluas jangkauan program desa digital ini. “Kami akan melanjutkan program ini dan berharap bisa membawa manfaat lebih besar, terutama dalam hal pendidikan, ekonomi, dan konektivitas di desa. Desa Bulu Cindea adalah salah satu dari banyak desa yang kami harapkan dapat berkembang pesat berkat dukungan teknologi,” tutup Steve.
Program Desa Digital IM3 ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur teknologi, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia di desa melalui pelatihan dan akses ke dunia digital. Harapannya, desa-desa seperti Bulu Cindea dapat menjadi lebih maju dan mandiri dalam memanfaatkan teknologi untuk pembangunan jangka panjang.
Bupati Pangkep Apresiasi Desa Digital IM3 di Bulucindea
Plt Bupati Pangkep Syahban Sammana sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh IM3 dengan membangun desa digital di Bulu Cindea.
“IM3 telah membangun terobosan di desa Bulu Cindea. Ini adalah langkah nyata yang dirasakan oleh warga untuk mengikuti perkambangan zaman,” ucapnya.
Adanya program yang dilakukan Indosat melalui IM3, Pemkab Pangkep akan melakukan kolaborasi dengan vendor telekomunikasi untuk memperbaiki akses komunikasi di wilayah-wilayah terpencil, khususnya di kepulauan.
“Kami telah melakukan advokasi ke pusat, dan sekarang sudah ada beberapa pulau yang memiliki menara BTS untuk memperkuat jaringan komunikasi,” katanya.
Menurut Bupati Pangkep, melalui program yang dikembangkan IM3 pihaknya berharap bisa melakukan kolaborasi dalam tahap pelatihan bagi perangkat desa, khususnya para operator, untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung pelayanan pemerintahan dan akses digital gratis untuk warga desa.z
“Desa digital di Pangkep masih dalam tahap pelatihan. Kami fokus pada pelatihan perangkat desa untuk menguasai teknologi. Hal ini sangat penting agar pelayanan pemerintahan lebih efektif dan efisien, makanya kami butuh kolaborasi” ujar Bupati Pangkep.
Dengan adanya pengembangan desa digital IM3, diharapkan Pangkep akan semakin maju dalam bidang pelayanan pemerintahan berbasis teknologi, dan pada akhirnya memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan dan pengetahuan di masyarakat.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News