HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Keberadaan manusia silver di Makassar semakin marak selama Ramadan.
Manusia silver umumnya terdiri dari anak-anak, pria dan perempuan dewasa, terlihat di berbagai perempatan jalan, terutama menjelang waktu berbuka puasa.
Pantauan Harian News menunjukkan bahwa di lampu merah Sungai Saddang, tiga orang anak dengan tubuh dilumuri cat silver tampak menyodorkan toples ke arah pengguna jalan, berharap mendapat sedekah dari pengendara yang melintas.
Baca Juga : Mulia Sportival 2025 Siap Meriahkan HUT Kota Makassar 418
Hal serupa juga terjadi di lampu merah Veteran Selatan pada Minggu (16/3/2025), meskipun hujan turun. Di sana, sedikitnya empat orang, termasuk anak-anak dan perempuan dewasa, terlihat melakukan hal yang sama.
Kekhawatiran Pengguna Jalan
Fenomena ini memicu tanggapan dari pengguna jalan. Salah seorang pengendara, Awi (37), mengungkapkan keprihatinannya terhadap keberadaan manusia silver di jalanan, terutama anak-anak yang meminta-minta di tengah lalu lintas.
Baca Juga : BBPOM di Makassar Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Soppeng Lewat Program “PARENTING KIE”
“Kita biasa tidak lihat, bagaimana kalau tertabrak? Apalagi mereka suka muncul tiba-tiba,” ujar Awi.
Meskipun ia tidak keberatan untuk memberi sedekah, mengingat dalam ajaran Islam berbagi merupakan hal yang dianjurkan, ia menilai bahwa lokasi yang dipilih manusia silver ini sangat berbahaya.
“Apalagi saat Ramadan, jumlah mereka semakin banyak di lampu merah. Ini seperti fenomena karena sebelumnya saya jarang melihat. Sekarang, kalau saya menuju tempat kerja, bisa sampai lima orang saya lihat di setiap perempatan,” lanjutnya.
Baca Juga : Poltekpar Makassar Gelar Konferensi Internasional Bahas Pariwisata Bahari Berkelanjutan
Menurutnya, jalanan bukanlah tempat untuk aktivitas jual beli ataupun meminta-minta, terlebih bagi anak-anak yang seharusnya menghabiskan waktu dengan belajar di rumah.
“Kita ingin anak-anak yang menggunakan cat silver itu untuk seni saja lah, bukan untuk meminta. Mereka bisa diberikan ruang kreasi untuk mengembangkan bakat, lalu dibayar karena karya mereka, bukan sekadar pegang-pegang toples. Itu lebih baik,” katanya.
Perlu Solusi Jangka Panjang
Baca Juga : Bank Sampah hingga Sumur Bor, Aspirasi Warga Jadi Prioritas Dewan Makassar
Awi menyebut, maraknya manusia silver saat Ramadan menggambarkan kondisi ekonomi yang sulit bagi sebagian masyarakat. Banyak dari mereka yang memilih turun ke jalan karena keterbatasan pilihan untuk mencari nafkah. Namun, tanpa regulasi yang jelas dan solusi jangka panjang, keberadaan mereka bisa menimbulkan masalah baru, terutama terkait keselamatan di jalan raya.
Awi berharap dinas terkait segera melakukan penertiban agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Harapannya sih ditertibkan, biar mereka juga tidak dalam bahaya. Pemerintah harus hadir dengan solusi, bukan sekadar melarang, tapi juga memberi mereka peluang untuk berkembang,” tutupnya.
PENULIS: NURSINTA
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
