HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) menegaskan pentingnya membangun komunikasi intensif dan berkelanjutan antara pemerintah, serikat pekerja, dan pengusaha melalui forum tripartit.
Ia menyayangkan jika pertemuan hanya digelar menjelang peringatan Hari Buruh setiap 1 Mei.
“Jangan tunggu May Day baru kita kumpul. Idealnya, pertemuan dilakukan setiap bulan, bukan hanya untuk merespons masalah, tapi mencegahnya sejak dini,” ujar Munafri dalam audiensi bersama Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Kota Makassar dan panitia pelaksana May Day, di lantai 2 Balaikota Makassar, Selasa (29/4/2024).
Baca Juga : Fadly Padi di Event Booth Makassar Pikat Pengunjung City Expo di Surabaya
Menurutnya, tantangan ketenagakerjaan di Makassar tidak cukup dijawab dengan seremoni tahunan, melainkan harus diantisipasi lewat dialog yang rutin dan terstruktur.
Ia menyebut komunikasi menjadi kunci utama menyelesaikan persoalan buruh dan hubungan industrial. Ketika semua pihak memahami posisi dan kewenangan masing-masing, potensi konflik bisa diminimalkan.
“Serikat pekerja harus dipahami, begitu juga pengusaha, dan kami di pemerintah terikat oleh aturan-aturan. Kalau semua bisa saling duduk dan bicara secara rutin, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan,” tambahnya.
Baca Juga : Lakukan Kunjungan, Appi Akui Kondisi Dermaga Pulau Sangat Memprihatinkan
Appi mengusulkan agar pertemuan rutin tripartit digelar secara bergilir, dengan masing-masing unsur menjadi tuan rumah.
Pertemuan ini bisa menjadi wadah membahas isu-isu aktual seperti efisiensi tenaga kerja, hilirisasi industri, hingga program strategis kota.
“Jangan sampai kita hanya jadi penonton ketika program besar datang. Pemerintah sebagai regulator, pengusaha sebagai pelaksana, dan pekerja sebagai pelaku, semua harus ambil peran dari awal,” ujarnya.
Baca Juga : Appi Gagas Pembentukan 2 Perseroda, Fokus Sektor Pangan dan Infrastruktur Komersial
Momentum anggaran perubahan 2025, lanjut Munafri, juga bisa dimanfaatkan untuk menampung usulan konkret dari hasil pertemuan rutin tersebut. Termasuk di dalamnya apresiasi bagi pengusaha yang berkomitmen tinggi terhadap kesejahteraan pekerja.
“Kalau kita rutin bertemu, maka 1 Mei bukan sekadar simbol, tapi puncak dari proses panjang. Hari Buruh akan terasa lebih bermakna karena lahir dari dialog yang terus berjalan,” pungkasnya.
PENULIS: NURSINTA
Baca Juga : Hari Buruh Vs Ancaman PHK
Baca berita lainnya Harian.news di Google News