HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi akibat banjir di Kota Makassar masih mencapai 5.005 jiwa yang tersebar di 48 titik.
Meskipun berharap kondisi mulai membaik, ia menyebut bahwa banjir kali ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, bahkan setara dengan banjir besar tahun 2018.
“Banjir ini luar biasa. Saya kira hari ini mulai berkurang, mudah-mudahan segera surut,” ujarnya.
Baca Juga : Relokasi Warga hingga Tanggul, Solusi Banjir Makassar
Menurutnya, kondisi ini juga dipengaruhi oleh pembukaan Bendungan Bili-Bili, yang menyebabkan aliran air meluap hingga ke Makassar dan daerah sekitar seperti Maros.
Banjir kali ini melanda lima kecamatan di Makassar dengan 48 lokasi terdampak. Untuk menangani situasi darurat ini, Danny Pomanto telah menandatangani status tanggap darurat hingga 17 Februari 2025.
Saat ditanya tentang banjir yang terus berulang di wilayah Antang, Danny Pomanto menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa dikaitkan semata-mata dengan kepemimpinan, melainkan juga dengan faktor tata ruang.
Baca Juga : Bukan Hanya Hujan! BBWS Sebut Kabel Bawah Tanah Penyebab Banjir Makassar
“Ini bukan hanya bencana alam, tetapi juga bencana tata ruang. Dulu di sini tidak ada rumah, tidak banjir. Begitu ditinggali, banjir terjadi. Itu karena perencanaan tata ruang,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia tidak mengizinkan pembangunan perumahan yang tidak memperhitungkan faktor keamanan dari ancaman banjir.
“Saya juga berharap kalau pak Appi (Wali Kota Makassar terpilih) bisa menyelesaikan ini,” tutupnya.
Baca Juga : Munafri Rem Proyek Solar Panel, Fokus Pembangunan
Pemerintah Kota Makassar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani dampak banjir dan memastikan warga terdampak mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Penulis: Nursinta
Baca berita lainnya Harian.news di Google News