Logo Harian.news

BNPB Catat Bencana Hidrometeorologi Dominasi Sulsel 2 Tahun Terakhir

Editor : Redaksi Kamis, 02 Januari 2025 15:34
BNPB Catat Bencana Hidrometeorologi Dominasi Sulsel 2 Tahun Terakhir

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Kepala BNPB RI, Suharyanto, mengungkapkan data terbaru terkait bencana di Sulawesi Selatan selama periode 2022-2024.

Berdasarkan data BNPB, bencana hidrometeorologi, seperti cuaca ekstrem dan banjir, menjadi jenis bencana yang paling dominan di wilayah ini.

“Cuaca ekstrem mencakup 45,51% dari total kejadian, disusul banjir sebesar 33,71% dan tanah longsor 10,67%,” jelas Suharyanto, Kamis (2/1/2025).

Baca Juga : Delapan Kecamatan di Maros Terendam Banjir, BPBD: Ketinggian Air Capai Satu Meter

Sebanyak 16 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan terdampak bencana hidrometeorologi basah, meliputi 66 kecamatan dan 221 desa/kelurahan.

“Beberapa wilayah yang terdampak paling parah meliputi Bulukumba, Luwu, Kota Palopo, Jeneponto, Soppeng, dan Kota Makassar,” tambahnya.

Pada akhir 2024, bencana besar kembali melanda Sulawesi Selatan, membawa dampak signifikan bagi masyarakat dan infrastruktur.

Baca Juga : Topografi Hingga Kiriman Tetangga Jadi Pemicu Banjir di Makassar

“Sebanyak 283.155 jiwa terdampak, 492 jiwa harus mengungsi, sementara 3 jiwa meninggal dunia dan 3 lainnya hilang,” kata Suharyanto.

Kerusakan material mencakup 6.042 rumah yang terendam, 48 rumah rusak berat, serta kerusakan pada jembatan, sekolah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan, dan 3.099 hektar lahan pertanian.

Suharyanto menjelaskan bahwa tingginya intensitas curah hujan menjadi penyebab utama bencana, seperti luapan sungai, banjir, dan tanah longsor.

Baca Juga : Warga Makassar Semakin Paham Mitigasi Banjir

“Banjir di Kabupaten Wajo, misalnya, mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Walannae, sementara di Kabupaten Bone, banjir menyebabkan jembatan penghubung terbawa arus,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa cuaca ekstrem yang memicu angin kencang turut memperburuk kondisi di berbagai wilayah terdampak.

Meski begitu, jumlah kejadian bencana yerparah terjadi pada 2023 dengan 269 kejadian, dibandingkan dengan 146 pada 2022 dan 119 pada 2024.

Baca Juga : BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Sulawesi Selatan Hingga Juni 2025

“Tahun 2023 menjadi tahun dengan jumlah bencana tertinggi dalam tiga tahun terakhir,” ujar Suharyanto.

“Data ini menunjukkan pentingnya mitigasi bencana di Sulawesi Selatan, khususnya menghadapi ancaman hidrometeorologi yang terus berulang,” tutup Suharyanto.

Penulis: Nursinta

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda