HARIAN.NEWS, IRLANDIA – Pertemuan International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di Dublin, Irlandia, menjadi ajang strategis bagi regulator kesehatan dunia untuk membahas masa depan pelayanan kesehatan global.
Forum ini menekankan pentingnya ketersediaan obat yang terjangkau, aman, berkualitas, dan adil, sebagai hak dasar setiap manusia tanpa memandang batas negara maupun status sosial.
Isu utama yang mencuat dalam pertemuan ini adalah pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan ilmu kedokteran lintas batas. AI dinilai mampu mempercepat riset, meningkatkan akurasi diagnosis, serta memperluas distribusi layanan kesehatan secara merata di seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Taruna Ikrar, Penasehat IAMRA, menekankan perlunya solusi menyeluruh dengan mendorong konsep ABG (Academic, Business, Government) sebagai resolusi global kesehatan dunia.
Academic melahirkan riset, inovasi, dan pengembangan ilmu kedokteran.
Business memastikan ketersediaan produk medis melalui inovasi industri dan distribusi yang efektif.
Government menjamin regulasi, pemerataan, serta akses yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
Prof. Taruna Ikrar menegaskan, “Konsep ABG adalah resolusi global yang harus diwujudkan. Hanya melalui sinergi antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah, kita dapat menghadirkan obat murah namun berkualitas, menutup kesenjangan layanan, dan mewujudkan sistem kesehatan yang inklusif bagi semua.”
Sidang Umum IAMRA juga secara resmi menerima Laporan Pertanggungjawaban Direktur Periode 2021–2025. Dalam forum yang sama, Prof. Taruna Ikrar kembali diangkat sebagai
Baca Juga : Taruna Ikrar: BPOM Kawal Sains dan Regulasi, Fondasi Ekosistem Vaksin Indonesia yang Tangguh Untuk Dunia
Advisor Board IAMRA Periode 2025-2029, sebuah mandat internasional yang menegaskan kepercayaan dunia terhadap kontribusi dan kepemimpinannya dalam pembangunan kesehatan global.
Sebagai hasil kesepakatan, IAMRA menetapkan bahwa pertemuan selanjutnya pada tahun 2027 akan dilaksanakan di Hongkong.
Agenda ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat kolaborasi internasional, memperluas penerapan teknologi berbasis AI, dan mengimplementasikan konsep ABG secara nyata demi kesehatan global yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
