HARIAN.NEWS, CINA – Dalam semangat membangun jembatan kolaborasi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), menghadiri Working Lunch Meeting dengan Shanghai Global Health Innovation Institute (GHII) dan Gates Foundation di Shanghai, Tiongkok Cina 9 November 2025.
Pertemuan strategis ini menjadi forum penting untuk membahas langkah konkret memperkuat ekosistem inovasi kesehatan global melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor filantropi, dan dunia usaha. Hadir pula Dr. He Ruyi, Presiden Pendiri GHII; perwakilan dari Gates Foundation dan PATH; serta delegasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai dan PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Taruna Ikrar menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk menghadirkan inovasi kesehatan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“GHII adalah model inspiratif bagaimana pemerintah, universitas, dan lembaga filantropi dapat bersatu demi tujuan kemanusiaan. BPOM melihat sains bukan hanya alat pengetahuan, tetapi juga jembatan kemanusiaan. Kami percaya, dari Shanghai hingga Jakarta, inovasi harus bermuara pada keselamatan dan kesejahteraan manusia,” ujar Taruna.
BPOM menilai visi GHII sangat relevan dengan konteks Indonesia, terutama dalam mengembangkan solusi ilmiah untuk penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria, serta peningkatan kesehatan ibu dan anak. Ketiganya masih menjadi prioritas utama nasional dan regional dalam upaya mencapai Universal Health Coverage (UHC).
Presiden Pendiri GHII, Dr. He Ruyi, menyambut positif peluang kerja sama dengan Indonesia melalui BPOM.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam riset dan pengembangan produk kesehatan. Kami melihat BPOM sebagai mitra strategis untuk menghubungkan inovasi global dengan kebutuhan masyarakat di negara berkembang. Bersama, kita dapat mempercepat transformasi ilmu menjadi solusi nyata bagi dunia,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Gates Foundation menegaskan pentingnya kemitraan dengan lembaga seperti BPOM yang memiliki kapasitas regulatori kuat dan komitmen tinggi terhadap kesehatan publik.
“Inovasi hanya akan bermakna jika dapat diakses oleh semua orang. Kemitraan antara BPOM dan GHII menjadi langkah penting menuju ekosistem global yang inklusif dan berbasis sains,” kata Dr. Jennifer Lee, Senior Global Health Advisor Gates Foundation.
Baca Juga : Kepala BPOM RI Taruna Ikrar Bangun Sinergi Internasional di Shanghai New Hongqiao Medical Centre Konsep ABG
Dalam forum tersebut, BPOM menyoroti pengalaman Indonesia dalam memperkuat kapasitas uji klinik dan penilaian berbasis risiko, termasuk penerapan mekanisme fast-track review dan priority access untuk obat dan vaksin penyelamat jiwa.
Selama pandemi COVID-19, BPOM menunjukkan ketangkasan dan integritas ilmiah dalam proses evaluasi vaksin nasional dan internasional. Saat ini, BPOM mengawasi lebih dari 10 pusat uji klinik terakreditasi yang memenuhi standar Good Clinical Practice (GCP).
Kolaborasi dengan GHII dan Gates Foundation diharapkan dapat mencakup, Pengembangan platform vaksin baru (mRNA, vektor virus, RSV, dan malaria).
Penelitian bersama terkait antiviral dan resistansi antimikroba (AMR). Pelatihan dan pertukaran keilmuan tentang regulatory science, clinical evaluation, serta pengawasan pasca-edaran berbasis data post market surveillance.
Pertemuan ini menegaskan peran BPOM RI tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai enabler inovasi dan duta diplomasi kesehatan global.
“Kesehatan adalah bahasa universal yang menyatukan bangsa-bangsa. Melalui kemitraan seperti GHII dan Gates Foundation, kita tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga harapan. Inilah bentuk nyata diplomasi sains untuk kemanusiaan,” tegas Prof. Taruna Ikrar.
Pertemuan di Shanghai ini menjadi bagian dari rangkaian diplomasi kesehatan BPOM RI di Tiongkok, yang sebelumnya juga mencakup kunjungan ke Universitas Tsinghua, Universitas Xiamen, dan Shanghai New Hongqiao International Medical Centre, guna memperkuat jejaring riset, inovasi, dan regulasi berbasis sains.
Dalam kegiatan ini, Prof. Taruna Ikrar didampingi oleh dr. Wachyudi Muchsin, S.Ked., S.H., M.Kes., C.Med., Staf Khusus Kepala BPOM RI, dan Lynda K. Wardhani, Ph.D., Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM RI.
Kehadiran delegasi Indonesia ini menandai langkah nyata BPOM dalam memperkuat diplomasi kesehatan internasional.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
