Logo Harian.news

Desa Salubulo, Sentra Kakao Terbesar di Mamasa yang Mulai Bangkit

Editor : Andi Awal Tjoheng Minggu, 12 Januari 2025 09:05
Rintoris Kades Salubulo saat berada di lahan kakao (up), hasil panen kakao Desa Salubulo, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa (down) ||gridby_harian.news
Rintoris Kades Salubulo saat berada di lahan kakao (up), hasil panen kakao Desa Salubulo, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa (down) ||gridby_harian.news

MAMASA, HARIAN.NEWS – Desa Salubulo, sebuah desa di Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, yang sebelumnya dikenal terisolasi, kini tengah menjadi sorotan sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di wilayah tersebut.

Berkat kepemimpinan Rintoris, Kepala Desa Salubulo yang baru menjabat dua tahun, potensi besar desa ini mulai tergali dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Rintoris mengungkapkan, mayoritas warga Desa Salubulo adalah petani kakao dan kopi. Dalam panen terbaru, tercatat hasil kakao mencapai 35 ton, sebuah pencapaian tertinggi sepanjang sejarah desa ini.

Baca Juga : Desa Laskap Pastikan Siap Produksi Biji Kakao menjadi Olahan Cokelat

Keberhasilan ini, menurut Rintoris, tak lepas dari dukungan para ahli yang didatangkan langsung dari Jawa.

“Ini kali pertama hasil panen mencapai 35 ton. Para ahli dari perusahaan di Jawa sangat membantu petani kami dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen,” ujar Rintoris saat diwawancarai pada Sabtu, 11 Januari 2025.

Namun, aksesibilitas menjadi tantangan utama bagi desa ini. Saat ini, hasil panen kakao hanya bisa diangkut menggunakan sepeda motor karena jalan desa yang sempit dan sulit dilalui kendaraan roda empat.

Baca Juga : Dorong Keragaman dan Ketahanan Pangan Lokal, TP PKK Kota Makassar Gelar Sosialisasi Tingkat Kecamatan

Untuk mengatasi hal ini, Rintoris bersama masyarakat telah menyepakati rencana pelebaran jalan desa dalam Musyawarah Desa (Musdes) tahun 2025.

“Kami fokus pada rintisan pelebaran jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk dan memudahkan distribusi hasil panen. Selain itu, kami juga mengalokasikan 20 persen dari anggaran ketahanan pangan untuk kebutuhan kakao, seperti pupuk dan kapur,” jelasnya.

Desa Salubulo juga menunjukkan kemajuan signifikan dalam aspek sosial. Jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) turun drastis dari 49 orang tahun lalu menjadi hanya 1 orang tahun ini. Hal ini, menurut Rintoris, mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat akibat pendapatan dari hasil panen kakao.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news
Halaman
Penulis : ASWIN RASYID

Follow Social Media Kami

KomentarAnda