“Sekarang tinggal satu penerima BLT, itupun karena kondisi mentalnya yang terganggu. Hasil panen kakao benar-benar membawa perubahan ekonomi di desa kami,” tambahnya.
Selain itu, Rintoris juga berhasil menurunkan angka stunting di Desa Salubulo. Dari 16 anak yang tercatat tahun lalu, kini hanya tersisa 5 anak yang belum lepas dari stunting. Meski begitu, ia mengakui tantangan masih ada, terutama akibat pernikahan dini.
“Kami optimis, dengan peningkatan hasil panen yang ditargetkan mencapai 40 ton tahun ini, kesejahteraan masyarakat akan semakin baik,” tutupnya.
Baca Juga : Kopdes Merah Putih Hadir di Mamasa, Ini Harapan Warga
Sebagai informasi, harga kakao saat ini berkisar antara Rp90 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram, menjadikan komoditas ini sebagai peluang besar bagi petani untuk terus meningkatkan perekonomian mereka.
Desa Salubulo kini menatap masa depan cerah sebagai pusat penghasil kakao di Mamasa. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
