Logo Harian.news

Feminisasi Kemiskinan

Editor : Andi Awal Tjoheng Jumat, 27 Juni 2025 23:28
Ilustrasi fenomena feminisasi kemiskinan di Indonesia menunjukkan perempuan lebih rentan terhadap kemiskinan akibat ketimpangan gender dan dampak perceraian ||imagebyandiawaltj@harian.news
Ilustrasi fenomena feminisasi kemiskinan di Indonesia menunjukkan perempuan lebih rentan terhadap kemiskinan akibat ketimpangan gender dan dampak perceraian ||[email protected]

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Feminisasi kemiskinan merupakan kecenderungan meningkatnya jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan, baik secara absolut maupun relatif, dibandingkan dengan laki-laki.

Fenomena ini menunjukkan adanya ketidakadilan gender dalam konteks kemiskinan, di mana kaum hawa lebih rentan dan terdampak secara lebih parah oleh ketimpangan finansial dibandingkan para pria.

Angka perceraian di Indonesia mencapai 30 persen. Setiap perceraian akan menimbulkan kemiskinan baru, karena akan ada anak dan ibu yang tidak diberi nafkah.

Baca Juga : Tantangan Penulis yang Dibarengi Seni Mengelola Cacimaki

Menurut Menteri Agama RI, Nazaruddin, kondisi ini sangat berbahaya. Sang suami bekerja punya pendapatan, sementara beberapa wanita hanya ibu rumah tangga. Mereka menjadi semakin miskin dan jumlahnyapun semakin bertambah.

Satu tanda tanya besar fakta kita hari ini mengatakan, ketidakadilan penghasilan yang paling merasakan adalah kalangan perempuan.

Ia sering menghadapi diskriminasi dalam berbagai hal seperti dalam pendidikan, pekerjaan, dan akses ke sumber daya. Hak dan kodrat adalah dua hal yang berbeda. Jadi tidak bisa disamaratakan dengan bapak-bapak.

Baca Juga : Kesalahan Interpretasi

Secara alamiah kodrat perempuan pada dasarnya sebagai ibu yang melahirkan dan menyusui saja. Beban kerja domestik mencuci dan memasak dll bisa dikerjakan oleh suami, sehingga waktu dan energi mereka sama dalam mencari pekerjaan atau meningkatkan keterampilan.

Feminisasi kemiskinan memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan dan keluarga mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kebijakan dan program yang bertujuan untuk mengurangi kemelaratan dan meningkatkan kesejahteraannya.

Pengendalian dari sisi kebijakan tentunya merupakan kewajiban pemerintah dalam persoalan ketimpangan ekonomi ini.

Baca Juga : Surga Terakhir di Bumi Dikoyak, Komitmen Hijau Goyah

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Halaman
Penulis : IGA KUMARIMURTI DIWIA (PEMRED HARIAN.NEWS)

Follow Social Media Kami

KomentarAnda