HARIAN.NEWS, GOWA – Aparat terkesan tutup mata, Pejabat Departemen Kehutanan di Sulsel diduga abai akan kondisi hutan Sulsel khususnya di area pegunungan Bawakaraeng dan gunung Lompobattang.
Dua gunung yang menjadi ikonik Gowa tersebut kini dikepung oleh mafia hutan.
Hasil penelusuran harian.news terhadap beberapa aktivis lingkungan hidup yang intens melaksanakan pendakian dan basic training para aktivis lingkungan hidup di dua area ini mennyajikan informasi mencengangkan, hutan lindung di Kabupaten Gowa terancam punah.
Baca Juga : Usai DPRD, Aktivis Desak Kasus Perambahan Hutan Lindung Diusut Tuntas
Erelembang, desa yang terletak di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang beberapa hari lalu digerebek oleh Wakil Bupati Gowa dan AKBP Muh Aldy Sulaeman Kapolres Gowa beserta jajarannya hanyalah salah satu titik area perambahan kawasan hutan secara sporadis oleh para Mafioso.
” Erelembang hanyalah puncak pegunungan es dari menguak keserahan para oknum aparat kehutanan bekerjasama dengan beberapa pihak merampok, mencaplok kawasan hutan Gowa,” urai Mudri Walker aktivis lingkungan hidup Gowa.
Sudirman salah satu pendaki gunung senior kini ikut bersuara, ” Area hutan lindung Lankoa yang juga berada di kecamatan Tombolo Pao kini sudah lenyap, ratusan hektar hutan telah sirna dan aparat hukum khususnya polisi kehutanan memang lalai dan gagal menjalankan amanah,” ungkapnya.
Baca Juga : KPH Jeneberang Pastikan Ada Pelanggaran di Kawasan Hutan Tombolo Pao
Keduanya menambahkan sepanjang rute menuju puncak Bawakaraeng kini juga sedang dirambah.
” Baik jalur pendakian kawasan hutan Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang menjadi syurga bagi perambah hutan, mereka bergerak memakai alat berat dan aparat lagi lagi tutup mata,” ungkapnya.
Langkah awal Pemkab Gowa melalui Wakil Bupati seketika memberikan semangat kepada para aktivis lingkungan hidup Gowa untuk langkah penyelamatan kawasan hutan.
Baca Juga : FPPD : Pembalakan Hutan Lindung di Parigi Lebih Gila dibanding Tombolo Pao
” Program penghijauan atau penanaman baru pada proses pencitraan, karena usai pejabat hadir di lokasi penghijauan setelah itu program pemeliharaan tidak dilakukan,” ungkap Hirsan Bachtiar.
Ketiga aktivis senior yang aktivis bergerak dilingkungan hidup mengajak semua pihak untuk mendukung dan mengawal program Presiden Prabowo.
” Saatnya rakyat Gowa bersatu menjalankan perintah presiden untuk penyelamatan kawasan hutan Gowa, mari bersama melawan para penjahat lingkungan, mereka menang karena bergerak terorganisir maka kita juga warga harus bergerak bersama secara organisir,” kunci ketiganya.
Baca Juga : DPRD Dukung Penuh Pemkab dan Polres Gowa Gulung Pelaku Pengrusakan Hutan di Tombolo Pao
Pasca bencana yang menimpa tiga Propinsi di Pulau Sumatera, kesadaran elemen masyarakat Kabupaten Gowa untuk bersama bangkit menyelamatkan area hutan di sepanjang area gunung Bawakaraeng dan Lompobattang kini terus membahana di akar rumput.
Ratusan aktivis lingkungan hidup dari berbagai latar belakang profesi menyatakan akan membentuk konsorsium bersama dan bergerak mengidentifikasi gerakan para mafia hutan.
” Insyaa Allah, konsolidasi mulai jalan dan kami pastikan semua aktivis Gowa berada dalam satu shaf mengawal dan mendukung Program Presiden Prabowo,” ungkap Hirsan Bachtiar. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
