HARIAN.NEWS,GOWA – Langkoa, adalah sebuah dusun yang berada di desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao.
Dusun Langkoa dikenal sebagai salah satu daerah paling dingin di pinggiran Gunung Bawakaraeng, udaranya masih asri termasuk kemilau air yang mengalir dari sumber mata airnya laksana kristal.
Kata para aktivis pencinta alam, tidak sempurna iman seorang pendaki sebelum berkunjung ke Langkoa.
Baca Juga : Usai DPRD, Aktivis Desak Kasus Perambahan Hutan Lindung Diusut Tuntas
Petuah ini ternyata hanya berlaku di masa lalu, dusun Langkoa sekarang mengalami degradasi, atas nama pengelolaan ekonomi oleh pihak tertentu, beberapa gunung yang berada di desa Langkoa kini terlihat gundul, luasnya tidak main main.
Produksi pengelolaan getah pinus menjadi dalangnya, akibatnya ratusan hektar hutan pinus kini sirna diganti dengan pemandangan menggiriskan, puncak salah satu gunungnya hanya menyisakan nestapa, keindahan alam khatulistiwa berganti dengan potret gersang, semuanya kini hilang.
Pengelolaan getah pohon pinus menjadi penyebabnya, PT. Adimitra Pinus Utama adalah perusahaan yang diberikan izin untuk mengelolanya.
Baca Juga : Peringati Hari Bumi dan Hari Kartini, OPAB GEMPA Gelar Penanaman Pohon dan Bersih Gunung
Potret buram terhadap ekologinya menjadi perhatian para aktivis lingkungan hidup.
Muhammad Nauval, Forum Pemerhati Pembangunan Daerah (FPPD) Sulsel menyatakan manfaat dari kegiatan pengelolaan getah pinus secara ekonomi sama sekali tidak efektif.
” Laporan yang kami terima dari warga Kecamatan Tombolo Pao diketahui selain tenaga kerja yang dipakai pihak perusahaan dominan berasal dari luar Sulsel, kontribusi buat Pendapatan Asli Daerah (PAD ) sangat minum, sekarang hutan pinus yang dahulu hijau kini m nyisakan nelangsa,” ujar Muh.Nauval.
Baca Juga : Pendaki Hilang di Gunung Bawakaraeng Berhasil Dievakuasi
Kondisi alam dusun Langkoa memang masih dominan memiliki hutan lindung, namun lestarinya kawasan hutan pinus terus direcoki oleh perambah hutan bertopeng investasi, malah informasi yang kini beredar dari warga diketahui puluhan hektar area hutan pinus kini sudah di patok oleh para politisi Propinsi dan Politisi Gowa.
” Lambannya perhatian elit disebabkan para politisi ikut bermain, malah rumor sebahagian lahan pinus akan dibagi ke beberapa politisi Gowa yang sekarang duduk di DPRD Gowa,” ungkap Sudirman aktivis pencinta alam Sulsel.
Langkoa kini terus meradang, kawasan wisata alam tersebut perlahan akan sirna apabila empati terhadap lestarinya hutan lindung tidak lagi dimiliki kalangan Egaliter.
Baca Juga : Ratusan Pecinta Alam Bersama Basarnas dan TNI AD Kibarkan Bendera Raksasa di Lembah Ramma’
Dan, rasa was was akan bencana alam kian mewarnai dominan masyarakat Gowa, mereka yakin,hutan sirna maka potensi peradaban juga akan sirna. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
