HARIAN.NEWS, JAKARTA – Ketua Dewan Pers, Prof. Komaruddin Hidayat, hadir langsung dalam acara pengukuhan Pengurus Pusat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) periode 2025–2030 yang digelar di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (25/11) siang.
Pengurus Pusat JMSI yang baru dipimpin oleh Dr. Teguh Santosa, sementara Dr. Rahiman Dani ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal.
Dalam struktur kepengurusan tersebut, Dahlan Iskan dipercaya sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Hendry Ch. Bangun sebagai Ketua Dewan Pakar.
Baca Juga : JMSI Sulsel dan REI buka Peluang Kolaborasi Rumah Subsidi
Kehadiran tiga tokoh yang memiliki rekam jejak kuat di dunia media ini dinilai menjadi fondasi strategis bagi penguatan organisasi serta arah kebijakan JMSI dalam lima tahun mendatang.
Dalam sambutannya, Prof. Komaruddin menyampaikan apresiasi terhadap JMSI yang dinilai memiliki sumber daya manusia berpengalaman dan berjiwa tangguh dalam mengelola media, meski industri ini tengah menghadapi tekanan berat.
Ia mengakui bahwa bisnis media saat ini cenderung melemah. Banyak perusahaan media mengeluhkan penurunan pendapatan hingga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai tempat.
Baca Juga : Netizen Dukung Mentan Amran Usai Pemberitaan Tempo, Pengamat: Publik Kini Lebih Cerdas
“Banyak media yang saya temui selalu menyampaikan keluhan. Tapi sisi lain, setiap kali saya bertemu wartawan, mereka selalu bersemangat, gembira, penuh candaan. Mungkin tantangan itu sudah dianggap teman. Itulah ciri wartawan,” ungkapnya.
“Bisnis Informasi Tidak Akan Mati”
Meski terjadi pelemahan, Prof. Komaruddin menegaskan bahwa bisnis informasi tetap memiliki masa depan.
Baca Juga : Berita “Main Domino”: Tempo.co Minta Maaf Kepada Aziz Wellang Atas Rekomendasi Dewan Pers
“Saya pikir bisnis informasi adalah bisnis yang tak akan mati. Seperti lembaga pendidikan atau rumah sakit bersalin yang tetap dibutuhkan, informasi juga akan selalu dicari,” ujarnya, mengenakan kemeja putih khasnya.
Ia menggambarkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap informasi kini sudah setara dengan kebutuhan dasar.
“Bangun tidur saja, hal pertama yang dicari adalah informasi di handphone. Siapa yang bisa mengemas informasi dengan baik, dialah yang akan sukses,” tambahnya.
Baca Juga : Kukuhkan 9.529 Maba, Unismuh Makassar Siapkan Beasiswa Rp4 Miliar: Dibiayai hingga Sarjana
Menurutnya, peradaban selalu berangkat dari ide yang dituangkan dalam informasi—baik melalui tulisan, surat kabar, maupun media digital.
Prof. Komaruddin juga menyinggung maraknya produksi informasi sensasional yang hanya mengejar kehebohan. Ia menilai konten semacam itu tidak memiliki masa depan.
Masyarakat kini semakin dewasa dalam menyikapi informasi. Fenomena podcast yang sempat meledak kini mulai menurun, sementara hoaks yang semakin banyak membuat masyarakat jenuh dan lebih selektif.
“Yang abadi adalah kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Itu yang mendorong hal-hal konstruktif. Masyarakat semakin matang, punya visi dan agenda untuk membangun,” tegasnya.
Ia menutup sambutannya dengan refleksi filosofis tentang perubahan perilaku dan peradaban.
“Tindakan lahir dari pikiran dan hati. Nabi mengubah sejarah karena mampu mengubah perilaku manusia. Karena itu saya senang berada di forum ini,” ucapnya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
