HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, buka suara soal dinamika internal partainya, termasuk mengenai sejumlah tokoh yang tengah bersiap tampil dalam kontestasi kepemimpinan Golkar Sulawesi Selatan.
Salah satu nama yang disentil langsung oleh Idrus adalah eks Wali Kota Parepare, Taufan Pawe (TP).
Dalam pernyataannya di Makassar, Kamis (10/4/2025), Idrus mengaku hampir semua tokoh yang berniat maju telah menjalin komunikasi dengannya kecuali Taufan Pawe.
Baca Juga : Soal Musda Golkar Sulsel, Kadir Halid: Ada 6 Kandidat Ketua
“Hampir semua datang bicara, ada yang minta izin maju, ada yang konsultasi. Tapi Taufan Pawe tidak. Saya harus jujur. Mungkin dia merasa saya tidak punya peranan lagi,” kata Idrus, dengan nada datar namun tegas.
Ia kemudian mengingatkan bahwa dirinya adalah salah satu tokoh yang paling bertanggung jawab saat awal karier politik Taufan Pawe sebagai Wali Kota Parepare dimulai.
“Awal-awal dia jadi wali kota, saya yang tanggung jawab. Tapi sekarang? Komunikasi pun tidak ada. Ini soal etika politik juga,” lanjutnya.
Baca Juga : Seribu Paket Sembako Golkar Sulsel Ringankan Beban Warga
Pernyataan Idrus tersebut mencuat di tengah sorotan tajamnya terhadap kepemimpinan dan prestasi para pengurus Golkar saat ini, termasuk di Sulawesi Selatan. Ia menilai, sejumlah jabatan strategis yang dulu dikuasai Golkar kini telah bergeser atau bahkan hilang, termasuk posisi Ketua DPRD dan struktur partai di beberapa daerah.
“Pertanyaannya sekarang, adakah prestasi yang bisa dibanggakan? Kalau tidak ada, jangan minta reward. Justru harus ada punishment,” tegas Idrus.
Ia juga mengkritik praktik politik yang ia sebut sebagai ‘politik peliharaan’, di mana seseorang dipertahankan karena dukungan dari figur kuat, bukan karena prestasi.
Baca Juga : Bawa Pesan Duka dari DPP Golkar, Taufan Pawe Jenguk Keluarga Abay
“Kalau hanya dibackup oleh si A atau dilindungi oleh si B, itu bukan jaminan prestasi politik. DPD-DPD di bawah mestinya tidak ikut dalam gerbong semacam itu,” ujarnya.
Idrus menegaskan bahwa arah kepemimpinan ke depan harus didasarkan pada visi membesarkan partai, bukan sekadar menguasai struktur.
“Kepemimpinan itu harus ofensif, bukan defensif. Harus punya ide, program, dan gagasan. Kalau niatnya hanya untuk menguasai Golkar, ya pasti jalan di tempat,” tambahnya.
Baca Juga : Taufan Pawe Sapa Pengrajin Pinisi: Pelestarian Budaya Maritim
Dalam konteks dinamika politik Sulsel yang kini kian kompetitif dan dinamis—terlebih dengan bangkitnya kekuatan partai lain seperti NasDem—Idrus menilai bahwa Golkar membutuhkan sosok yang bisa mengembalikan kejayaan partai di wilayah ini.
“Kalau tidak disiapkan dengan kepemimpinan yang visioner dan jujur, kita akan terus kehilangan basis,” tutupnya.
PENULIS: NURSINTA
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
