Oleh : M Ridha Rasyid
(Pemerhati Kepemerintahan dan Demokrasi)
HARIAN.NEWS – Menempuh perjalanan udara yang demikian panjang, di mulai dari China, Amerika Serikat, Peru, Brazilia dan bertemu dengan beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan yang tergabung dalam APEC dan G20.
Baca Juga : Semangat Sumpah Pemuda di Era Validasi
Pembicaraan bilateral dengan Xi Jin Ping, Presiden China di Beijing menyepakati tiga agenda utama.
Pertama menperkokoh hubungan kedua negara khususnya dalam upaya saling pengertian, terutama terkait Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan kepulauan Natuna.
Kedua, memperkuat perdagangan dan investasi kedua negara dan Ketiga, menjajaki kemungkinan Indonesia ikut serta dalam BRICS untuk memperluas kawasan ekonomi berikat. Ada yang menarik, mengapa Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan perdana selaku Presiden RI dengan terlebih dahulu mendatangi China di banding Amerika Serikat yang selama ini menjadi negara pertama setiap pergantian kepemimpinan di Indonesia.
Baca Juga : Mutasi Bukan Sekadar Pindah Jabatan: Refleksi Akademik atas Dinamika Pemerintahan yang Sehat di Takalar
Ini boleh jadi pertanda betapa pentingnya China yang saat ini sudah dapat dikategorikan negara ‘adi daya ketiga’ sesudah Amerika Serikat, Rusia.
Pada kunjungan nya ke Amerika Serikat bertemu sejawatnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump.
Yang krusial dari pertemuan dengan Donald Trump yang akan menjadi Presiden AS ke 47, nampaknya kedua pemimpin saling memahami betapa situasi dunia saat ini perlu mendapatkan perhatian serta pendekatan khusus, terutama posisi Indonesia yang sangat strategis di kawasan ASEAN. Makanya, Donald Trump menjadi “senang”atas inisiatif Prabowo menemui dirinya meskipun secara formal belum menjadi Presiden Amerika Serikat, ini pun menjadi situasi yang langka.
Di mana seorang kandidat terpilih presiden di Amerika Serikqt secara resmi menerima kunjungan kenegaraan seorang kepala pemerintahan dari negara lain. Di sini pula membuktikan bahwa Ptabowo punya sense of politic yang smart.
Baca Juga : Menanggapi Orang Bodoh: Antara Imam Syafi’i & Stoikisme
Agar mana, hubungan di masa depan dapat lebih kuat dan konkret. Walaupun saat ketemu Joe Biden, nampaknya biasa biasa saja penyambutannya. Mungkin, bukan lagi Amerika Serikat prioritas utama kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia. Tapi, yang jelas bahwa Donald Trump yang pada 20 Januari 2025 dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat cukup antusias dalam membangun komunikasi dengan Prabowo.
Begitu pula tatkala Prabowo menghadiri KTT APEC di Peru. Bahkan Prabowo diberikan bintang utama dari Presiden Peru menunjukkan betapa apresiasi tuan rumah penyelenggara Konperensi Tingkat Tinghi Asian Pacific Economi Countries (APEC) begitu besar dan berharap adanya jalinan kerjasama yang lebih erat di masa depan. Dan,, Prabowo kemudian berkunjung ke Brazil menghadiri pertemuan G20
Diplomasi kian kuat
Baca Juga : Jangan Berhenti Sebelum Tugasmu Selesai
Mungkin tidaklah salah jika ada yang menilai bahwa style Ptabowo hampir mirip dengan Bung Karno.. Gaya dan gestur tubuh yang percaya diri (confidence) sebagai wakil dari negara besar, negara yang kaya akan sumber daya alam dan bukan negara miskin yang datang mengiba untuk memohon bantuan.
Rasa percaya diri yang diperlihatkan Prabowo dalam tatanan pergaulan hubungan Internasional adalah suatu sikap yang seyogyanya di punyai oleh seorang kepala negara dan kepala pemerintahan dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia. Betapa Prabowo mempu membawakan dirinya di dalam kancah dunia yang sesungguhnya. Kita bukanlah bangsa kecil ataupun bangsa yang tidak punya prinsip.
Justru dengan keberadaan Indoensia kita punya “nyali” besar dalam menciptakan dunia yang damai dan selaras, sederajat dalam tata hubungan global.
Diplomasi yang dibangun adalah adanya kesetaraan dan kesamaan prinsip adalah sesuatu yang melandasi sikap Indonesia dalam memahami gejolak yang terjadi akhir akhir ini di beberapa belahan dunia. Khususnya soal perang Ukraina dan Rusia, Israel yang melakukan genosida terhadap bangsa Palestina dan permusuhan Israel dengan Iran adalah hal yang urgen di mana Indonesia harus menentukan arah untuk dapat menyelesaikan pelbagai konflik tersebut.
Belum lagi dengan sejumlah lembaga keuangan, ekonomi dan perdagangan dunia yang harus secara bersamaan diselesaikan sehingga terjadi stabilitas di semua negara.
Dalam lawatan pertama ini, Presiden Prabowo telah berhasil dalam dua aspek untuk mencitrakan Indonenaia, sejatinya memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan semua negara tanpa mengecualikan besar kecil, kaya miskin ataupun lainnya yang seringkali diperlakukan tidak adil oleh negara negara maju.
Aspek pertahanan dan keamanan terutama menjaga stabilitas setiap negara berdaulat. Itu yang menjadi esensi perhatian Presiden Prabowo.
Kehadiran Prabowo pada dua sesi pertemuan besar itu, paling tidak , dia ketemu dengan 12 kepala pemerintahan maupun kepala negara.
Kesemuanya pada intinya mengajak saling bekerjasama dengan menghormati kedaulatan masing masing negara, menjalin persahabatan yang lebih kokoh dan juga kerjasama diberbagai bidang, termasuk inovasi dan bentuk lain dari perwujudan persahabatan yang dapat dilakukan.
Harapan Baru
Ada harapan baru dan terbuka lebar yang dibangun oleh Presiden Prabowo dalam membawa Indonesia berbicara di kancah dunia. Bahwa Indonesia memelopori dan menginisiasi pertemuan Gerakan Non Blok dan Konperensi Asia Afrika sebagai cikal bakal lahirnya pelbagai kerjasama antar negara baik itu bilateral maupun multilateral.
Persepsi bahwa Indonesia tetap ingin dan terus memainkan peran yang lebih signifikan di masa mendatang serta lebih agresif dalam menyikapi dinamika internasional yang begitu cepat si satu sisi, disisi lainnya pentingnya peran Indonesia untuk memulai kerjasama model baru yang seyogyanya dimainkan dengan mengikut-sertakan sejumlah negara, sehingga hal itu mencerminkan betapa Indonesia peduli terhadap sesama dan warga dunia untuk menciptakan kedamaian dan saling membantu antar negara.
Bahwa Indonesia dalam perspektif politik luar negeri bebas aktif hendaknya dimanifestasikan dalam pelbagai keikut-sertaan Indonesia di percarlturan politik dunia adalah suatu keniscayaan. Oleh karenanya, Presiden Prabobowo terus berupaya mencari alternatif solusi agar Indonesia dapat berperan dalam penyelesaian sejumlah konflik yang terjadi dibèbagai penjuru dunia.
Terutama sekali di kawasan Arab-Israel- IIran yang tentu saja akan muncul warna baru setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Aamerika Serikat. Langkah bersama para pemimpin dunia merupakan hal yang semestinya untuk meredakan ketegangan antar negara yang berkonflik.
Selain itu, negara negara miskin yang rentan terhadap terjadinya konflik internal adalah masalah yang melingkupi perlunya peran negara negara maju maupun yang tergabung dalam sejumlah kelompok negara untuk bersama sama menunjukkan kepedulian dan keprihatinan bersama.
Bahwa banyak masalah yang menunggu penanganan pun disatu pihak adalah bagian dari irama politik yang pasti adanya, di sisi lain juga butuh penyelesaian dan keberpihakan negara negara maju untuk membantu mereka
Sebagai catatan akhir. Kunjungan perdana Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk berada di tengah tengah pergumulan dunia untuk penanganan pelbagai masalah serta mengambil peran lebih dalam lagi untuk mengatasi setiap masalah bersama dengan negara negara yang juga memiliki prinsip yang sama.
Presiden Prabowo berhasil mengemban misi awal mengalokasikan peran Indoendia dalam satu dekade terakhir yang kurang diperhitungkan menuju Indonesia kembali harum sama dengan di masa Soekarno dalam perspektif yang lain.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
