HARIAN.NEWS – Dinamika berdemokrasi terus berjalan dan selalu terasa segar dalam kehidupan bernegara. Media sebagai corong demokrasi pun turut memainkan peran. Keberadaan pers diakui konsisten, sebagai teman masyarakat berbagi informasi, kata Jokowi saat hadiri Hari Pers Nasional 2024 di Ancol.
Baca Juga : Sukseskan Coklit, Danny Minta Masyarakat Pro-Aktif Cek Data
Secara khusus, ia menitipkan dua pesan pada insan pers. Tetaplah sebagai penjaga pilar demokrasi dan menjadi rumah bersama untuk menjernihkan informasi.
Pada pemilu 2024 fungsi media sangat mengedukasi. Setiap orang jadi tau seperti apa peraturan, regulasi, ketentuan, dugaan pelanggaran terstruktur sistematis dan masif (TSM). Bagaimana independensi dan keberpihakan serta kredibilitas pers dalam mengawal proses pemilihan presiden.
Para pewarta setia menemani, menyajikan proses demi proses. Mulai dari kampanye yang penuh kisah, pencoblosan dengan meriah, hingga gegap gempita pemenang kontestasi politik. Bagaimana drama quick qount yang membuat para capres gelisah sampai akhirnya KPU umumkan pemenang dengan sah, capres nomor urut 02 unggul.
Baca Juga : Jokowi-Gibran tak Diundang Rakernas, PDIP: Pelanggar Konstitusi Bukan Lagi Kader
Kontestasi bukan tentang siapa menang siapa kalah. Dia yang dipilih rakyatlah yang diberikan mandat memimpin. Namun sampai saat ini pihak dengan perolehan suara lebih kecil, 01 & 03 mengadu nasib ke Mahkamah Konstitusi. Sebagai bentuk protes tidak terima pemilihnya sedikit. Kenapa 02 suaranya seakan digelembungkan.
Pers sebagai teman masyarakat seperti apa yang diharapkan. Kita tidak bisa pungkiri pengaruh aplikasi tiktok dll yang lebih cepat dan ringkas merajai dunia maya dan bahkan dunia nyata. Media terverifikasi dan kredibel tertinggal selangkah.
Namun optimisme dan profesionalisme wajib dijalankan. Tetap selektif dalam menyajikan informasi, supaya tidak berpotensi menyebabkan disintegrasi bangsa, atau politik memecah belah. Terus berinovasi di tengah ketidakpastian global. Memikirkan langkah-langkah konkret dan strategis menghadapi perubahan zaman.
Baca Juga : Erwin Aksa, Blak-Blakan Strategi Kemenangan di Dapil Neraka Pileg Jakarta
Di era kekinian netizen sangat jeli melihat celah, terkadang cerdas dalam menyampaikan cara pandangnya tentu akan menambah pekerjaan rumah bagi pers. Kritik keras dan tajam terkadang terlewatkan begitu saja tanpa realisasi konkret atau bahkan dipolisikan.
Lupa, yang dikedepankan hanya framing, narasi tanpa disertai realita. Ke depan harus bisa memberi kesejukan dalam pemberitaan dan berintegritas, agar pembelajarannya menyisakan cerita sejarah, dikenang sepanjang masa, Pemilu 2024 yang damai.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News