Logo Harian.news

Pertanyakan Pengelolaan Dana, Relawan Gemma 9 Soroti Jukir di Area Masjid

Editor : Rasdianah Selasa, 09 Januari 2024 17:33
ilustrasi. Foto: ist
ilustrasi. Foto: ist

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Serupa Pak Ogah, Jukir atau Juru Parkir juga kian menjamur di kota Makassar, tak hanya di titik yang umumnya memang ada Jukir, namun di titik yang harusnya tak perlu Jukir juga ada, seperti, di area masjid, musallah, gereja termasuk mini market.

Kehadiran Jukir di masjid ini masih menjadi tanda tanya, apakah dapat diterima oleh kalangan jamaah atau umat muslim secara umum, sebab memang berbeda dengan tempat komersil seperti pusat perbelanjaan.

Relawan kemanusiaan Gemma 9, Eky mengatakan, kehadiran jukir di masjid atau di tempat ibadah pada dasarnya membawa peran yang memberi rasa aman pada jamaah yang sedang beribadah.

Baca Juga : Viral Jukir di Anjungan Losari, PD Parkir Pastikan Ilegal

“Namun perlu diperjelas dari segi pengelolaan dana, yang memiliki Jukir harus memastikan dana yang dikumpul tidak dikelola individu, akan tetapi menyisihkan untuk pembenahan dan kemakmuran mesjid,” ujar Eky kepada Harian.News, Selasa (9/1/2024).

Ia menyebutkan, pada umumnya Jukir sudah menjamur, jadi ya kita tidak mempermasalahkan lagi, hanya saja kalau di tempat ibadah harusnya lebih terarah seperti ada pembagian persenan untuk mesjid, misalnya untuk membeli alat salat dan lainnya.

“Selain uang yang harus terarah jelas, harusnya Jukir juga profesional dan bertanggung jawab karena banyak yang tiba-tiba datang, dan menagih saja,” tegasnya

Baca Juga : Direktur Perumda Parkir Ingatkan Jukir Tertib dan Profesional Layani Masyarakat

Terpisah, Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Makassar, Mardi juga sepakat dengan kehadiran Jukir memberikan rasa aman,

Namun Ia tidak membenarkan tempat ibadah dijadikan tempat transaksi jukir, apalagi jika memberatkan mahasiswa dan warga untuk menjalankan kewajiban mereka.

“Untuk mahasiswa ya kalau saya pun juga merasa berat sih walaupun Rp 2000, cuman karena dengan itu dikalikan setiap kali ke masjid dan belum lagi di tempat pusat perbelanjaan atau lainnya,” katanya.

Baca Juga : Basmi Jukir Liar, Dirut ARA Akan Sertifikasi Jukir

“kita niatnya mau ibadah tepat waktu tapi juga berpikir uang Rp 2000 lagi tidak ada, agak berat juga mau disampaikan untung untung kalau Jukirnya mengerti” lanjut Mardi.

Mardi yang juga aktivis muslim ini menjelaskan, dalam buku Dandhy Laksono, Indonesia for Sale menjelaskan tentang tukang parkir, seperti halnya dengan penyewa lahan area, di mana ketika kita masuk di area tersebut maka kita harus bayar,

“Bahkan sekalipun kira hanya singgah 2-5 menit di toko perbelanjaan kios yah harus bayar, sekalipun kendaraan kita ada yang orang duduk di atas motor, ini agak memberatkan jika terus terjadi untuk mahasiswa apalagi perantau,”

Baca Juga : Komitmen Perumda Parkir Makassar Basmi Jukir Liar

Sehingga, Mardi berharap pihak berwajib atau bersangkutan untuk menertibkan hal itu, dan memberikan sebuah solusi untuk keamanan area parkir.

“Karena apabila hanya di tertibkan tidak ada bentuk jaminan keamanan dan pengelolaan uang,” tukasnya.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Penulis : NURSINTA

Follow Social Media Kami

KomentarAnda