Logo Harian.news

Proposalnya Ditolak, Israel Tahan Masuk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Editor : Rasdianah Minggu, 02 Maret 2025 20:39
Potret warga Gaza saat antri makanan. Hari ini, Minggu (19/1), gencatan senjata Israel - Hamas dimulai. ||instagram@gazanow
Potret warga Gaza saat antri makanan. Hari ini, Minggu (19/1), gencatan senjata Israel - Hamas dimulai. ||instagram@gazanow

HARIAN.NEWS – Israel menangguhkan masuknya bantuan ke Gaza pada Minggu (2/3/225) setelah Hamas menolak usulan perpanjangan gencatan senjata.

Hal ini dilakukan Israel setelag sebelumnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan akan ada “konsekuensi” jika Hamas tidak menerima proposal yang diajukannya.

“Mulai pagi ini, semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza akan ditangguhkan,” kata kantor Netanyahu dalam pernyataan resminya, mengutip AFP, dari kumparan, Minggu (2/3/2025).

Baca Juga : Amerika Serikat Serang Iran, Donald Trump Jadi Sorotan

“Israel tidak akan menerima gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami. Jika Hamas tetap menolak, akan ada konsekuensi lain,” ujarnya.

Hamas: Israel Lakukan Pemerasan

Hamas mengecam kebijakan Israel sebagai bentuk “pemerasan murahan” dan “kudeta” terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Dalam pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Hamas menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan perang” dan meminta para mediator menekan Israel untuk mencabut blokade.

Proposal Baru

Baca Juga : Bosowa Peduli Kirim Daging Kurban ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan

Sebelumnya, Israel mengajukan proposal baru yang mengubah kesepakatan gencatan senjata Januari lalu.

Dalam usulan tersebut, gencatan senjata diperpanjang hingga Ramadan dengan syarat Hamas membebaskan setengah dari sandera yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Keputusan Netanyahu muncul setelah desakan internal untuk menekan Hamas lebih jauh.

Baca Juga : PBB: Gaza adalah Tempat Paling Lapar di Bumi

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang selama ini menentang bantuan ke Gaza, menyambut baik kebijakan ini.

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” tulis Ben-Gvir di X.

“Sekarang saatnya membuka gerbang neraka, memutus listrik dan air, serta kembali berperang. Tidak hanya membebaskan setengah sandera, tapi mengikuti ultimatum Presiden Trump—semua sandera segera dibebaskan, atau Gaza menghadapi konsekuensi penuh.”

Baca Juga : Tanggapan Yusril soal Media Israel Sebut RI Bahas Normalisasi

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda