Logo Harian.news

Oleh: Pemred Harian.News, IGA Kumarimurti Diwia

Tantangan di Balik Gemerlap Industri Kecantikan

Editor : Redaksi II Sabtu, 19 Oktober 2024 17:38
Pemred harian.news, IGA Kumarimurti Diwia. Foto: dok
Pemred harian.news, IGA Kumarimurti Diwia. Foto: dok

HARIAN.NEWS – Industri kecantikan saat ini tengah tumbuh subur. Banyak bermunculan produk baru dengan berbagai merek, mulai dari industri lokal hingga kelas dunia. Produsen berlomba-lomba menggaet minat pembeli dengan iklan yang menggoda. Sasarannya pun tidak terbatas kepada perempuan, namun juga kalangan laki-laki.

Gencarnya perkembangan teknologi yang menawarkan variasi kandungan produk termutakhir kian terasa belakangan ini. Ditandai dengan semakin menjamurnya branskincare yang memasuki pasar. Dibarengi setiap tahun, jutaan bahkan milyaran unit kemasan kosmetik diproduksi dan mayoritas berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini menjadi tantangan di masa depan yang harus diperhitungkan dibalik gemerlap industri kecantikan. Keamanan, manfaat, kebutuhan dan kenyamanan konsumen.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, perusahan yang bergerak pada industri kecantikan menunjukkan peningkatan setiap tahun. Dari 813 unit tahun 2021 menjadi 913 unit pada 2022, tumbuh 20,6 persen. Tren positif ini didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) dengan proporsi 83 persen. Kementerian Perindustrian juga mencatat, dalam tiga tahun terakhir, jumlah pelaku industri kecantikan meningkat mencapai 43 persen dengan nilai pasar kosmetik sekitar Rp 140 triliun per tahun.

Baca Juga : Akademisi Unhas Prof Amir Ilyas Nilai Usulan Tambahan Anggaran Polri Rp 63,7 Triliun Sebagai Investasi Strategis

Sesuai data Statistika, estimasi pendapatan pasar kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia mencapai 9,17 miliar dollar AS pada 2024. Angka ini setara dengan Rp 147, 6 triliun dengan kurs Rp 16.100 dollar AS. Pendapatan industri ini diproyeksikan meningkat 4,39 persen secara tahunan pada 2024-2029. Peningkatan pendapatan ini berkontribusi cukup baik terhadap angka pendapatan domestik bruto ( PDB) sektor pengolahan nasional.

Produk-produk dengan promosi massif yang di-framing sedemikian rupa untuk memompa kepercayaan diri konsumen itu, justru menciptakan ragam masalah baru. Dimulai dari belanja impulsif yang berunjung konsumerisme, hingga masalah kerusakan lingkungan dan juga sosial.

Bahkan di masa kini, isu yang dihadapi dari industri kecantikan merupakan isu besar, pemanfaatan plastik berlebih, penggunaan bahan kimia berbahaya dan praktek-praktek tidak layak. 70 persen kemasan-kemasan kosmetik berakhir di tong sampah. Terbuang karena tidak habis terpakai, produk ilegal, kedaluarsa, kandungan berbahaya, tidak sesuai dengan kondisi wajah konsumen, berujung pada kerusakan lingkungan.

Baca Juga : Ressty Aesthetic Clinic Ekspansi Lagi, Resmikan Cabang ke-9 di Rolling Hills Makassar

Banyak pihak mulai menyadari dampak buruk industri kecantikan. Bahkan saat ini, tidak sedikit yang menciptakan tren sustainability, membeli produk secukupnya, dan melakukan perencanaan keuangan yang memadai, juga meneliti kandungan dan kelegalan maupun dampaknya untuk kesehatan sebelum membeli. Bijak berbelanja.

Penulis: IGA K

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda