HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) menilai, solusi pengelolaan sampah yang ditawarkan dua Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur saat debat perdana Pilgub menimbulkan masalah baru.
Diketahui, dalam debat Pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto – Azhar Arsyad (DIA) mendorong penanganan sampah salah satunya dengan cara pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Sedangkan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati mendorong pembangunan pengelolaan sampah dengan Refuse Derived Fuel (RDF).
Kepala Divisi Hukum dan Politik Hijau WALHI, Sulsel Arfiandi Anas menyebut, upaya kedua calon gubernur dalam pengelolaan sampah dengan cara pembakaran menggunakan insinerator justru menimbulkan masalah baru.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel Apresiasi Kerja Keras Semua Pihak Pelaksanaan PSU Pilkada Palopo
“Bukankah ini akan menimbulkan masalah baru, selain sampah kita akan hadapi polusi udara,” ujarnya, Rabu (30/10/2024).
Selain itu, produksi sampah justru meningkat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembakit listrik tenaga sampah, dampak buruk yang ditimbulkan yakni polusi udara, pencemaran yang diakibatkan bekas pembakaran sampah.
“Contohnya saja di masalah yang telah terjadi proyek PSEL Putri Cempo di Surakarta yang telah memiliki dampak lingkungan buruk. Operasional PLTSa Putri Cempo menimbulkan bau tak sedap yang mirip bau pembakaran sampah, seringkali tercium oleh masyarakat dan menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, Limbah tar (air lindi) hasil pembakaran yang berwarna hitam pekat terbuang di sekitar rumah penduduk dan mencemari sungai”, pungkasnya.
Baca Juga : PSU Pilkada Palopo : Farid Judas Ucapkan Selamat untuk Naili-Ome
Penulis: Nursinta
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
