HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Miris, hal ini menjadi penggambaran dari jumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi hanya dalam hitungan masa 2 bulan. Jumlah ini dicatat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar yang membukukan sebanyak 69 kasus kekerasan seksual terhitung sejak Januari hingga Februari 2024.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DP3A Muslimin Hasbullah kapada awak media, Rabu (28/2/2024).
Data yang dicatat, berdasarkan jenis kasus kekerasan terhadap (KT) anak dan perempuan masih mendominasi, dengan bentuk kekerasan yang diterima oleh anak dan perempuan itu berbeda-beda.
Baca Juga : Bertandang ke Unhas, Menteri PPPA Arifatul Soroti Pentingnya Kampus Aman bagi Perempuan
“KT anak berjumlah 33 kasus, anak laki laki 11 anak perempuan 22, KT perempuan 16 kasus, selebihnya ada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 8 kasus, Rekomendasi Nikah (RN) 6 kasus dan Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) sebanyak 4 kasus,” kata Muslimin, Rabu.
Sementara, berdasarkan bentuk kekerasan seksual dan fisik mendominasi di Kota Makassar.
“Kekerasan seksual terhadap perempuan terdapat 29 kasus, kekerasan fisik kepada laki laki 9, perempuan ada 14, terhadap psikis ada 10 kasus, penipuan ada 2 kasus dan trafficking 1 kasus,” terangnya.
Baca Juga : Ironi ‘Kabupaten Layak Anak’, Kasus Kekerasan Seksual di Sinjai Malah Marak
Sebelumnya, Kepala DP3A Kota Makassar Achi Soleman mengatakan, terus berupaya melakukan pendampingan dan menghilang stigma pelecehan seksual (PS) sebagai aib, dengan mendorong shelter warga di lorong wisata milik Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
“Kita bangun shelter ini untuk memudahkan warga melapor atau memudahkan kami mengkonfirmasi ke bawah jika ada kasus yang terjadi,” ujarnya kepada awak media di Hotel karebosi premier, Selasa (27/2/2024).
Saat ini, kata Achi, sapaan akrabnya, sudah ada 85 shelter yang tersebar di 85 kelurahan yang ada di kota Makassar, dan ini akan terus bertambah.
Baca Juga : Makassar Catat 381 Kasus Kekerasan pada Anak di 2024: Kekerasan Seksual Mendominasi
“Mekanisme shelter ini, dilakukan dari bawah ke atas. Berbasis di lorong wisata. Alasannya, karena lorong sel terkecil di masyarakat,” katanya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
