HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Kanker serviks masih menjadi ancaman nyata bagi perempuan Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory WHO 2020, lebih dari 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian akibat kanker serviks terjadi setiap tahun, atau rata-rata 57 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya. Padahal, penyakit mematikan ini sebenarnya bisa dicegah sejak dini melalui imunisasi Human Papillomavirus (HPV).
Pemerintah Indonesia telah menggulirkan program imunisasi HPV gratis sejak 2022 untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap Agustus–September. Namun, di beberapa daerah, cakupan imunisasi masih di bawah target nasional, termasuk di Kota Makassar.
Menjawab tantangan ini, UNICEF Indonesia bersama Pemerintah Kota Makassar, Portkesmas, dan Pokja RCCE menggelar pertemuan koordinasi lintas sektor.
Baca Juga : Mulia Sportival 2025 Siap Meriahkan HUT Kota Makassar 418
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, puskesmas, dan sekolah untuk menyusun langkah bersama memperluas cakupan imunisasi HPV di Makassar, terutama bagi anak perempuan di sekolah maupun yang tidak mengenyam pendidikan formal.
“Inisiatif Jaga Bersama ini adalah bentuk nyata komitmen kami agar setiap anak terlindungi dari penyakit mematikan,” ujar Henky Widjaja, Ph.D., Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Jumat (20/06/2025).
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan sektor swasta untuk memastikan hak anak atas kesehatan dan kehidupan yang optimal.
Baca Juga : BBPOM di Makassar Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Soppeng Lewat Program “PARENTING KIE”
UNICEF juga mendukung upaya pemerintah dalam imunisasi rutin, gizi anak, perlindungan dari kekerasan, hingga akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman, menegaskan bahwa keterlibatan guru sangat penting dalam mengedukasi orang tua soal manfaat imunisasi.
“Guru adalah ujung tombak edukasi kesehatan. Kerja sama antara sekolah dan puskesmas akan membangun kepercayaan orang tua,” katanya.
Baca Juga : Poltekpar Makassar Gelar Konferensi Internasional Bahas Pariwisata Bahari Berkelanjutan
Dukungan juga datang dari Kantor Kementerian Agama Kota Makassar. Suedi, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, menyatakan kesiapan untuk mendorong edukasi di lingkungan madrasah.
“Setiap anak perempuan, baik di sekolah umum maupun madrasah, berhak atas perlindungan yang sama dari kanker serviks,” ucapnya.
dr. Andi Mariani, MH.Kes., Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Makassar, menjelaskan bahwa vaksin HPV kini cukup diberikan satu kali bagi anak perempuan kelas 5 SD.
Baca Juga : Bank Sampah hingga Sumur Bor, Aspirasi Warga Jadi Prioritas Dewan Makassar
“Ini sangat efektif dan aman untuk melindungi mereka hingga dewasa,” katanya.
Direktur Eksekutif Portkesmas, Basra Ahmad Amru, menyoroti pentingnya edukasi pra-imunisasi. Metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang digunakan para komunikator lokal disebut sangat efektif.
“Metode ini sejalan dengan budaya lokal, menyenangkan, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat,” jelasnya.
Program Jaga Bersama yang dimulai sejak 2024 telah melatih puluhan komunikator lokal, termasuk guru, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan remaja.
Pada tahap kedua ini, mereka akan turun langsung ke sekolah-sekolah dengan capaian imunisasi rendah.
Melalui sinergi multisektor ini, UNICEF dan Pemkot Makassar berharap semakin banyak anak perempuan mendapat perlindungan optimal dari kanker serviks, menjadikan Makassar sebagai kota ramah anak dan sehat secara berkelanjutan.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
