Logo Harian.news

Gusdurian Kenang Joko Pinurbo, Penulis Gus Dur Ibu Kota bagi Kaum Teraniaya

Editor : Rasdianah Minggu, 28 April 2024 10:22
Joko Pinurbo. (Foto: dok)
Joko Pinurbo. (Foto: dok)

HARIAN.NEWS, YOGYAKARTA – Sastrawan Joko Pinurbo meninggal dunia di Yogyakarta, Sabtu (27/4/2024), setelah berjuang melawan penyakit paru-paru. Sejumlah selebritas, sastrawan, dan budayawan menyatakan duka yang mendalam di sejumlah postingan media sosial.

Salah satunya, Jaringan Gusdurian. Via akun Instagramnya yang dikutip dari laman liputan6, Jaringan Gusdurian menyampaikan dukacita seraya mengunggah potret kenangan berikut puisi untuk Gus Dur yang meninggal dunia pada 2010.

Puisi itu berjudul “Durrahman.” “Hormat kami sedalam-dalamnya. Berbaringlah dengan tenang. Karya-karyamu di sini, akan selalu kami kenang. Selamat jalan Pak,” tulis Jaringan Gusdurian.

Baca Juga : Kumpulan Puisi Joko Pinurbo yang Tak Lekang oleh Waktu

Dalam status teks, Jaringan Gusdurian menulis, “Joko Pinurbo wafat di usia 61 tahun, meninggalkan syair-syair yang indah bagi kita semua.” Setelahnya tersemat puisi “Durrahman,” tentang pengunduran diri Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia.

Durrahman

Mengenakan kemeja dan celana pendek putih,
Durrahman berdiri sendirian, di beranda Istana
Dua ekor burung gereja hinggap di atas bahunya
Bercericit dan menari riang
Senja melangkah tegap, memberinya salam hormat
Kemudian berderap ke dalam matanya yang hangat dan terang.

Di depan mikrofon, Durrahman mengucapkan pidato singkatnya:
Hai umatku tercinta, dalam diriku ada seorang Presiden
Yang telah kuperintahkan untuk turun takhta
Sebab tubuhku terlalu lapang baginya
Hal-hal yang menyangkut pemberhentiannya
Akan kubereskan sekarang juga.

Baca Juga : Penyair Ternama Joko Pinurbo Tutup Usia

Dua ekor burung Gereja menjerit nyaring di atas bahunya
Durrahman berjalan mundur ke dalam Istana
Dikecupnya telapak tangannya
Lalu dilambai-lambaikannya ke arah ribuan orang
Yang mengelu-elukannya dari seberang.

Selamat jalan Gus, selamat jalan Dur.
Dalam dirimu ada seorang pujangga yang tak binasa
Hatimu suaka bagi segala umat
Yang ingin membangun kembali puing-puing cinta
Ibu Kota bagi kaum yang teraniaya
Ketika kami semua ingin jadi Presiden
Baju Presidenmu sudah lebih dulu kautanggalkan.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news atau Whatsapp 081243114943

Follow Social Media Kami

KomentarAnda