Logo Harian.news

KIB Harus Segera Deklarasi Capres, Jika Tidak Ingin Kehilangan Momentum Politik

Editor : Redaksi Rabu, 23 November 2022 14:39
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago. [Dok. Ist]
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago. [Dok. Ist]

HARIAN.NEWS – Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berpotensi gagal mendeklarasikan capres dan cawapres jika terlalu lama memberikan kepastian kepada publik. PPP dan PAN sudah mulai berada pada posisi sulit, karena kader-kadernya mendorong partai agar mendukung capres atau cawapres dari luar KIB.

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai narasi yang dibangun oleh KIB sejak awal cukup menarik. Dengan mengedepankan pengaruh partai lebih kuat dibandingkan personal yang didukung publik, KIB telah membawa fungsi partai politik pada alur yang seharusnya. Sayangnya, KIB terlalu lama bermain dengan narasi kelembagaan dan telat mendeklarasikan capres dan cawapres, sehingga KIB yang pada awalnya dapat momentum harus rela kehilangan percakapan di ruang publik ketika NasDem sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres dan Prabowo yang hampir menemukan kesempakatan dengan Cak Imin.

“KIB itu pada awalnya telah menjalankan narasi politik pada jalur yang benar. Tetapi, langkah politik yang menunda deklarasi capres dan cawapres menyebabkan KIB kehilangan momentum. Kita harus menyadari politik personal itu masih kuat, sehingga suara publik cendrung dominan dari narasi kelembagaan partai politik. Apalagi masih rendahnya kepercayaan publik terhadap kiprah partai politik. Jika ingin menang pemilu, ya mau tidak mau partai politik harus ikut narasi publik”, ujar Arifki.

Baca Juga : Anies soal Tawaran NasDem Maju Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

PAN dan PPP, misalnya, saat ini harus bertarung dengan keinginan pemilihnya. PAN harus mengakui bahwa pemilihnya juga ikut terbelah dengan kuatnya figur personal diluar partai seperti Anies dan Ganjar dalam bursa pilpres 2024. Selain itu, PAN juga mendorong tokoh-tokoh lain di luar partai seperti Erick Tohir dan Ridwan Kamil sebagai figur yang ingin diidentikan dengan PAN.

Dalam konteks yang sama, PPP harus berlawanan dengan basisnya yang sudah terang-terangan mendukung Anies dan Ganjar. PAN dan PPP adalah syarat dari deklarasi KIB jika masih ingin berperan di Pilpres 2024, karena Golkar belum cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden. KIB mungkin saja akan bisa mendeklarasikan capres dan cawapres, tetapi kita harus akui ini sulit untuk mendorong kader-kader partai anggota koalisi. KIB tidak punya pilihan lain dengan mendorong kader populer dari luar KIB untuk maju, seperti Anies, Ganjar, dan Praboowo.

“Narasi KIB tentu akan semakin lemah jika koalisi ini mendeklarasikan capres dan cawapres dari luar partai. KIB harus berani dan mengambil langkah cepat jika tidak ingin kehilangan momentum. Tiga partai harus segera memutuskan siapa yang akan maju sebagai capres dan cawapres, PAN atau PPP yang mengalah untuk posisi cawapres jika Golkar inginkan capres. Jika pilihannya orang luar, KIB harus lebih cepat umumkan ke publik bahwa KIB untuk tokoh diluar partai agar ada harapan koalisi ini membawa narasi berbeda di tahun 2024, “tutup Arifki.

Baca Juga : MK Tolak Gugatan Anies Baswedan dan Cak Imin

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda