HARIAN.NEWS, JENEPONTO – Kabid Dinas Peternakan Jeneponto Drh. Nurliani Syamsul memberikan klarifikasi atas sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh demonstran di halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto. Aksi demonstrasi ini menyoroti transparansi pengadaan sapi yang dilakukan oleh dinas terkait.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa phaknya telah melakukan diskusi dengan penyedia sapi, dan menemukan keterangan bahwa setiap ekor sapi dihargai Rp11,5 juta dan diperoleh dari Kabupaten Takalar. Namun, terkait lokasi kandang, penyedia sapi menyatakan tidak memiliki informasi.
“Penyedia sapi tidak tahu di mana letak kandang sapi,” ujarnya, Senin (23/12/2024).
Baca Juga : Dukung Swasembada Pangan Nasional, Ini Inisiatif Pertanian Bantul
Ia juga menambahkan bahwa terdapat empat ekor sapi yang mati di kandang sebelum proses pengukuran dan penyaluran dilakukan. Namun demikian, penyedia memastikan bahwa 27 ekor sapi telah disalurkan sesuai dengan kesepakatan awal.
Selanjutnya, Nurliani Syamsul menyampaikan bahwa data penerima bantuan ternak sapi masih dalam tahap penyelesaian Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
“Mohon bersabar, untuk data penerima kelompok, kami masih merampungkan SPJ,” jelas Nurliani.
Baca Juga : Penyaluran KUR BRI di Sulsel Tembus Rp13,4 Triliun, Sektor Pertanian Mendominasi
Para demonstran juga mendesak Kabid Peternakan untuk mendampingi mereka menuju lokasi kandang sapi di Desa Turatea Timur. Namun, Nurliani menolak dengan alasan masih memiliki tugas lain yang harus diselesaikan.
“Untuk hari ini kami tidak bisa ke lokasi kandang, karena masih ada pekerjaan yang harus kami rampungkan, terutama terkait SPJ,” pungkasnya.
Aksi demonstrasi ini merupakan bentuk protes masyarakat atas transparansi dalam pengadaan dan penyaluran bantuan ternak sapi. Mereka berharap agar pihak terkait dapat segera menyelesaikan laporan dan memberikan kejelasan kepada publik.
Baca Juga : Mentan Amran Sulaiman, “Sentuhan Ajaib” Presiden Hentikan Impor Beras
Baca berita lainnya Harian.news di Google News