Logo Harian.news

Kota Makassar Siap Adopsi Ducting Sharing Versi Singapura

Editor : Rasdianah Kamis, 28 Maret 2024 21:33
Studi tiru Wali Kota Makassar dan rombongan di Singapura. Foto: dok
Studi tiru Wali Kota Makassar dan rombongan di Singapura. Foto: dok

HARIAN.NEWS, SINGAPURA – Pemerintah Kota Makassar mulai siap mengadopsi pembangunan Ducting Sharing atau pemindahan kabel ke bawah tanah.

Hal tersebut setelah Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melakukan studi tiru selama tiga hari, dalam kegiatan Benchmarking on Planning, Operations and Governance of Multi Utilities Tunnel, yakni 25 sampai 27 Maret 2024.

Wali Kota Makassar tidak sendiri, hadir juga pihak Otoritas Ibu Kota Nusantara, Kementerian PPN/Bappenas hingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca Juga : Proyek Kabel Bawah Tanah Kota Makassar Batal Tahun ini, Bagaimana Nasib Anggaran Rp 200 Miliar?

Danny, sapaan wali kota, menjelaskan, selama tiga hari, ada beberapa kunjungan langsung di lokasi Multi Utilities Tunnel. Pada 25 Maret, mengunjungi Common Services Tunnel (CST) di Marina Bay.

“CST merupakan jaringan bawah tanah yang menampung dan mendistribusikan layanan utilitas listrik, air, telekomunikasi, pendingin distrik, dan drainase,” ujar Danny, Rabu (27/3/2024).

CST dirancang untuk kapasitas umur pemakaian sampai 150 tahun. Tunnel dibagi menjadi dua segmen yakni pipe tunnel dan cable tunnel. Memiliki tiga sensor yakni sensor oksigen, sensor karbon monoksida, dan sensor suhu.

Baca Juga : Anggaran Rp 200 Miliar, Pemindahan Kabel Bawah Tanah Kota Makassar Dimulai dari Losari

Ketiga sensor ini berada di permukaan tanah berfungsi memberikan informasi kepada operator di control room ketika kondisi di dalam terowongan berada diambang bawah.

Wali kota dua periode tersebut juga mengunjungi Marina Bay District Cooling System (DCS).

“Konsep dasar DCS sendiri adalah mengkonsolidasikan kapasitas pendinginan dalam satu lokasi sentral,”

Baca Juga : COVID-19 Singapura Melonjak, Menkes Budi Ingatkan Vaksinasi: Desember Masih Gratis

Kemudian didistribusikan ke sejumlah bangunan dalam kawasan yang sama. Hal ini berbeda dengan sistem pendinginan konvensional yang mana setiap bangunan memiliki sistem pendinginan sendiri-sendiri.

Pada hari kedua, 26 Maret 2024, delegasi mengunjungi Sembcorp Battery Storage. Merupakan entitas yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengoperasian sistem penyimpanan energi baterai di Singapura.

“Teknologi ini memainkan peran kunci dalam menyediakan kapasitas penyimpanan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, ke dalam jaringan listrik negara,” kata Danny.

Baca Juga : Karya Desainer Thailand Pitnapat Tampil di Panggung F8 Makassar dengan Koleksi Busana Pesta ‘Barbie’

“Fasilitas ini menyimpan energi listrik dalam bentuk baterai,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut Danny dan rombongan juga mengunjungi Tuas South Incineration Plant untuk belajar implementasi fasilitas waste to energy. Prinsip utamanya ialah proses pembakaran limbah pada suhu tinggi, yang menghasilkan panas yang kemudian.

Delegasi lalu belajar fasilitas pengolahan air. Fasilitas NEWater memanfaatkan proses teknologi yang kompleks, seperti reverse osmosis dan ultrafiltrasi, untuk menghilangkan kontaminan dan zat-zat berbahaya dari air limbah.

Konsep ini merupakan bagian penting dari strategi pengelolaan air di Singapura yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air dalam menghadapi krisis air yang telah terjadi di masa lalu.

Selain Ducting Sharing, kunjungan ini, tambah Danny, juga sejalan dengan rencana Pemkot Makassar melaksanakan proyek-proyek strategis lainnya, seperti Solar Panel, WTE, dan Multi Utility Tunnel dan New City Center.

“Kunjungan ini merupakan kunjungan benchmarking dalam rangka rencana pembangunan proyek-proyek tersebut di Makassar,” tandasnya.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news atau Whatsapp 081243114943
Penulis : NURSINTA

Follow Social Media Kami

KomentarAnda